Eneng Sumarni, S.S.

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Guru dan Menulis, Apakah Ada Hubungannya?

Hari ke-33

#TantanganMenulisGurusiana

Guru, banyak definisi tentang guru, namun saya akan mengutip satu saja. Guru adalah tenaga pendidik profesional di bidangnya yang memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi pelatihan, memberi penilaian, dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang menempuh pendidikannya sejak usia dini melalui jalur formal pemerintahan berupa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah. (Undang Undang No 14 Tahun 2005). Ini adalah definisi guru secara khusus namun secara luas menurut saya adalah segala sesuatu yang bisa memberikan kita pelajaran baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pengalaman hidup bisa jadi guru bahkan alam semesta pun bisa jadi guru bagi siapa saja yang mau mengambil pelajaran.

Menulis menurut Wikipedia adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara. Sebelum era digital, media menulis adalah kertas namun sekarang orang menulis tidak harus diatas kertas dengan pulpen atau pensil. Sekarang orang bisa menulis dengan gawai mereka dan bisa langsung dipublikasikan. Begitu mudahnya menulis. Apakah benar menulis itu mudah?

Menulis adalah proses menuangkan ide dan gagasan yang ada di dalam fikiran. Namun jika data yang ada di dalam kepala terbatas maka proses menulis pun akan terasa sulit. Jadi, semakin banyak data atau pengetahuan dan wawasan seseorang maka akan semakin mudah menulis. Bukan hanya dibutuhkan wawasan yang luas tapi juga perlu kemauan, latihan dan konsistensi dalam menulis.

Guru seyogyanya adalah bukan hanya pengajar tapi juga pembelajar yang berwawasan luas sehingga bisa memberikan pengajaran dan motivasi yang baik dan benar kepada murid-muridnya. Dengan menulis seorang guru bisa terus mengajarkan kebaikan tanpa harus selalu bertatap muka karena karyanya bisa dibaca kapan pun dan dimana pun. Bahkan jika guru itu sudah tiada. Pengajarannya akan terus abadi sepanjang masa. Menjadi pahala yang terus mengalir baginya. Seperti halnya para ulama yang karya-karyanya masih bermanfaat bagi umat sampai sekarang; KH. Hasyim Asy'ari, KH. Imam Zarkasyi, Prof. Dr. Haji Abdul Malik Karim Abdullah atau biasa dipanggil Buya HAMKA dan masih banyak lagi.

Kita memang belum bisa sehebat para ulama namun kita bisa terus belajar dan belajar dan memulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Berniat menulis untuk menebarkan kebaikan, memotivasi dan berbagi informasi. Sekecil apapun karya kita tak akan sia-sia.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

فَمَنْ يَّعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَّرَهٗۚ

"Maka barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya,"

QS. Az-Zalzalah[99]:7

Gunung Sindur, 17 Mei 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post