#TantanganMenulisGurusiana Hari ke-63

Situasi pandemi COVID-19 yang belum kunjung reda memaksa sekolah untuk menyusun kurikulum darurat. Apalagi kebijakan menteri pendidikan yang hanya memperbolehkan sekolah yang berada di zona hijau yang bisa mengadakan pembelajaran secara luring.

Pembelajaran secara luring pun harus melewati prosedur yang perlu di penuhi oleh Sekolah. Meskipun sekolah sudah mengadakan KBM di sekolah orang tua berhak untuk mengajukan keberatan jika dirasa belum siap untuk bersekolah dan berhak mendapatkan pembelajaran secara daring.

Strategi kurikulum darurat bisa dilakukan dengan membagi kelas menjadi 2-3 shift agar bisa menjaga jarak satu dengan lainnya. Waktu bersekolah pun bisa dibagi hanya 3 hari dalam seminggu.

Pengurangan jam pelajaran dari 40 menit menjadi 25-30 menit juga perlu di lakukan untuk membatasi waktu siswa di sekolah yang hanya diperbolehkan maksimal 4 jam.

Materi yang diajarkan juga hanyalah materi essensial. Jadi guru perlu merancang silabus yang disesuaikan dengan situasi COVID-19.

Guru pun harus melakukan komunikasi yang intensif dengan wali murid karena siswa lebih banyak belajar di rumah. Tatap muka di sekolah hanya sekedarnya dan sisanya dilakukan secara daring.

Semua strategi yang dilakukan diserahkan kepada sekolah masing-masing dengan tetap berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat.

Semoga guru dan siswa dimana pun berada selalu diberikan kesehatan. Dan semoga kegiatan belajar mengajar bisa kembali normal seperti biasa.

Gunung Sindur, 16 Juni 2020