Enge Rika Lilyana

Menuangkan ide dalam bentuk tulisan adalah mimpi awal bagi saya. Menghasilkan karya dalam bentuk buku adalah salah satu mimpi yang harus diwujudkan. Salah satu ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Arofah Berbisik Bagian 30

Arofah Berbisik

Oleh

Enge Rika Lilyana, S.Pd

Melihat lelaki yang beda dengan para pelanggan biasanya, aku jadi penasaran. Memangnya mau belanja atau mau fasion show ya? Ini aneh! Sebenarnya tidak ada peraturan seseorang yang akan belanja harus pakai kaos atau kemeja. Cuma yang satu ini sangat spesial.

Belum selesai rasa penasaranku, Ijon yang sejak semula hanya bengong aku hentakkan tangannya yang kupegang erat. "Ijon, sini coba lihat mama menyambut laki-laki itu dengan mengulurkan tangannya." Ekspresi wajah Ijon datar aja. Seakan sudah paham bahwa laki-laki itu bukan mau belanja tetapi mau menjumpai mama.

Dari balik jendela yang gordennya sudah agak kusam aku dan Ijon melihat gerak-gerik yang tak wajar dari Bapak berpeci dan mamaku. Mereka begitu akrab. Di sela-sela melayani pembeli, mama tetap berbincang dengan lelaki itu. Kadang tertawa dengan dibuat semanja mungkin. Ada aja ya polah orang dewasa. Bisa berganti-ganti p9eran sesuai dengan kebutuhan. Pelakon yang multitalenta.

Ijon segera berbisik-bisik mau ke mushollah dekat toko. Aku ikuti saja.langkah si Ijon. Maklum aku butuh ditemani. Apa salahnya.aku ikut ke mushollah. Kesempatan nanti aku akan melihat siapa lelaki yang bersama mama. Dengan mengikuti Ijon ke mushollah berarti aku bisa menemukan solusi.

Saat langkah sudah mendekati lelaki itu aku mundur satu langkah. Aku ingin lebih jelas siapa sebenarnya laki-laki yang berbincang dengan mama. Kalau lihat badannya yang tegap aku sepertinya pernah lihat. Di mana ya? Saat aku terdiam Ijon menarik tanganku untuk segera mengikuti langkahnya menuju mushollah. Kata Ijon nanti ketinggalan Dhuhurnya.

Aku tak habis berpikir Ijon sedang mengejar Dhuhur. Aku tak paham bagaimana dia bisa sangat ketakutan untuk kehilangan. Apakah Dhuhur semacam benda penting? Atau definisi saja yang konsepnya hanya Ijon yang paham. Namun yang kulihat semua orang terburu-buru untuk mendapatkan Dhuhur itu. Aku juga belum paham.

Kalau aku lihat Ijon juga melakukan hal yang sama dengan orang-orang di mushollah itu. Begitu terburu-buru untuk berdiri tegak tanpa bergerak. Semua rapi dengan baju bersih dan rapi. Tak ada yang bercakap-cakap kecuali laki-laki yang ada di paling depan. Aku ingat kata Ijon itu namanya shaf. Apapun istilahnya aku melihat satu bentuk penyerahan diri umat manusia dengan melakukan ibadah.

Setelah melakukan kegiatan tegak dan bersujud, Ijon tidak langsung bergeser dari tempatnya. Masih dilantunkan beberapa pujian pada Tuhannya. Aku sendiri sudah lama tak lakukan ibadah di hari Minggu. Sejak papa tak lagi ada di hidupku dan mama sibuk dengan kesendiriannya. Aku masih belajar bagaimana menerima kenyataan menjadi kemakluman.

# Bersambung#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Keren bun...

31 Aug
Balas

Makasih bunda sayang semoga bunda selalu sehat dan terus berkarya

01 Sep

Jadi penasaran dengan sosok lelaki itu, jangan-jangan kenal sam Ijon ya, lanjut bu, ceritanya makin menarik.

31 Aug
Balas

Ha..ha...bunda bisa aja...selalu sehat bunda agar terua bisa berkarya....salam sayang

01 Sep



search

New Post