Enge Rika Lilyana

Menuangkan ide dalam bentuk tulisan adalah mimpi awal bagi saya. Menghasilkan karya dalam bentuk buku adalah salah satu mimpi yang harus diwujudkan. Salah satu ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Arofah Berbisik Bagian 31

Arofah Berbisik

Oleh

Enge Rika Lilyana, S.Pd

Bagiku hidup berproses kadang harus menanggalkan ego dan belajar menerima meskipun tidak sesuai dengan kata hati. Seperti yang aku alami saat ini. Sebuah proses yang tidak mudah untuk tahu bagaimana membuat perubahan dalam hidup. Salah satu pilihanku adalah menerima mama dengan kehidupan barunya.

Kejadian ini kulihat saat aku pulang dari mengantarkan Ijon ke mushollah. Kulihat lelaki itu memberikan sebuah kotak bludru ke tangan mama. Bentuknya elegan dan sepertinya itu benda mahal yang akan bermakna sesuatu. Aneh tapi nyata saat kulihat mama menundukkan kepala menerima benda itu. Apakah harus begitu kalau diberi sesuatu?

Ijon yang juga melihat kejadian aneh itu menarik tanganku dan berkata, "Tacik sekarang sudah besar dan tidak perlu memaksakan kehendak pada mama. Biarkan mama bahagia dengan orang yang mencintainya!" Kata-kata Ijon tetap tidak tembus ke hatiku. Ijon tidak tahu bagaimana rasanya kehilangan berkali-kali?

Air mata yang sebenarnya tidak ingin tumpah tiba-tiba saja jatuh membasahi gaunku. Mama pasti akan pergi dengan laki-laki itu. Aku akan ditinggalkan sendiri. Tak bisa aku bayangkan jika itu terjadi.

Usapan ujung baju lusuh mendarat di pipiku. Ijon menyekanya dengan penuh kasih sayang. Dia tahu bahwa bayangan kelam akan menghiasi otakku. Namun Ijon selalu menguatkan bahwa semua akan baik-baik saja. Tak perlu terlalu khawatir dengan hal yang belum pasti terjadi.

Tanpa aku sadari mama ada di dekat pintu. Seperti tersadar ada yang telah dilupakan mama. Langkah kaki menuju arah Ijon dan aku seperti ribuan kilo. Mama menciptakan jarak yang memisah. Hal ini sudah berlangsung hampir sepuluh purnama. Dan mulai bergeser sejak mama mengenal lelaki yang secara langsung belum mama kenalkan padaku.

Seandainya berkenalan dengan bapak yang selama ini kerap datang ke toko membuat mama bahagia aku tak akan menghalangi. Justru aku akan berusaha menerima dengan ikhlas. Siapapun Bapak berpeci hitam yang kemarin memberi kotak beludru pada mama aku harus berlapang dada.

Aku menunggu hingga hari berganti dari Senin ke Selasa. Untuk tahu apa sebenar Tuhan menciptakan perpisahan mama dan papa. Sebenarnya aku tak perlu terlalu repot dengan persoalan orang tuaku. Mereka sudah tak berjodoh. Dipaksakan juga bukan hal yang baik. Biarlah aku menunggu saat yang terbaik.

#Bersambung#

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Makin keren say...bagaimana kelanjutan mama yang lagi jatuh cinta? Bagaimana suasana keluarga itu setelah mama bersama laki laki pilihannya? Saya tetep menunggu kelanjutannya.

02 Sep
Balas

Makasih bunda sayang...bunda juga hebat selalu eksis dan kaya ide...semoga selalu sehat

02 Sep

Belajar ikhlaa menerima orang yang belum mama kenalkan padaku butuh perjuangan...

01 Sep
Balas



search

New Post