Beras Pulen vs Pera (yang Mana Selera Anda?)

Ada dua pilihan beras berdasarkan tekstur nasinya. Beras pulen punya tekstur nasi yang lengket, bahasa Minangnya “bagatah”, sementara beras pera tekstur nasinya agak kering dan keras, bahasa Minangnya “badarai”. Dua pilihan inilah yang mendasari orang memilih beras sesuai selera masing-masing. Beras pulen juga terdiri dari berbagai jenis dengan kualitas yang berbeda. Beras pera pun demikian.
Berdasarkan informasi yang saya dapatkan dari CNN Indonesia bahwa di dalam beras terdapat yang namanya ‘pati’ yang merupakan sumber karbohidrat sebagai sumber energi bagi orang yang mengkonsumsinya. Kandungan amilosa dan amilopektin di dalam pati itulah yang membuat beras itu terkategori pulen atau pera. Beras pulen mengandung sekitar 20% kadar amilopektin sehingga nasi menjadi lengket. Sedangkan beras pera memiliki kandungan lebih dari 25% kadar amilosa sehingga nasinya akan lebih keras.
Disinyalir bahwa menkonsumsi sedikit nasi pera membuat gula darah lebih terkontrol. Selain itu, nasi pera lebih mudah dicerna, tidak menumpuk di perut. Kemudian, beras pera dapat dibuat menjadi tepung beras yang dianjurkan untuk penderita gluten-intolerant karena tidak banyak mengandung gluten.
Bagaimanapun pilihan beras tetap tergantung dari kebiasaan dan selera kita yang mengkonsumsinya. Masyarakat di daerah tempat saya tinggal kurang berminat dengan beras pulen sehingga harga beras pulen relatif lebih murah dibanding beras pera. Justru hal itu menguntungkan bagi pendatang yang terbiasa dengan beras pulen. Sebaliknya, anak saya yang hidup merantau ke daerah lain tak keberatan membeli beras pera yang berkualitas dengan harga yang luar biasa mahal.
Demikianlah selera memilih....
Rumahku, 28 Desember 2019
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Biar tidak terlalu pulen maupun pera, dicampur saja Bu Enggra. Hehehe...Terima kasih sekali atas informasinya.
Ide bagus pak Edi... banyak jg orang melakukannya. Ternyata mencampur pulen dan pera merupakan solusi bagi kebanyakan ibu rumah tangga. Trmksh atas kunjungan dan komentarnya Pak. Slm sehat. Barakallah...
Wah ternyata ada kajian ilmiahnya tentang beras pulen dan pera. Pantas saja saya menjajaki beberapa rumah makan padang umumnya pera. We alah ternyata oh ternyata. Terima kasih atas tulisannya ibu. Sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah buat ibu
He.. he... Pak Mulya... ternyata sdh jd perhatian jg bahwa rumah makan Padang nasinya pera.... Sejatinya kita adaptasi thd keduanya, baik pulen maupun pera. Mksh tlh mampir pak Mulya. Smg perjalanan liburannya menyenangkan. Barakallah..
Iya ibu. Alhamdulillah liburan lancar. Sudah mau kembali ke istana kami, kediaman tetap setelah dari tanggal 2128 Desember 2019. Hari ini lagi otw balik kerumah kembali. Sukses selalu buat ibu dengan segala aktivitas dan liburannya
Hmmm..., jadi laperrr. Pilih yang mana yaa...? Sejatinya, kita pilih yang menyehatkan ya...Bundo? Tulisan Bundo membantu pembaca untuk memilih mana yang sesuai untuk dirinya. Jazakillah khoir untuk yulisan sarat info ini. Semiga sehat, bahagia, dan sukses selalu. Barakallah..., Bundo.
He he... Jd laper ya Bu? Sebenarnya kalau dari 'rasa', kedua beras ini punya daya pikat masingmasing. Hanya dari tekstur nasinya lah dasar orang memilih. Smg selera kita tdk terlalu ekstrim dlm memilih beras ya Bu? Trmksh ats kunjungannya. Slm sehat, berselera makan dan ttp energik Ibuu... Barakallah.
Wah, aku sih lebih suka yang peta, gak suka yang menggumpal, hehehe. Mantaps Bund, beras pun jadi paparan bagus. Sukses selalu dan barakallahu fiik
Berarti Ibu dpt mnikmati makan enak kalau ke Padang... he...he.. Saya tertarik menulis ttg beras krn saya dekat dg beras Ibu Vivi... Saya msh ingat anjuran Mas Febry Suprapto... tulislah halhal yg dekat dg diri kita. Mksh tlh mampir Bu... Slm sehat.. Barakallah.