Tiga bentuk hadiah yang dipampang dengan megah di etalase gurusiana boleh dimiliki oleh gurusianer mana pun asalkan mau bertarung dalam sayembara yang digelar. Masing –masing hadiah menuntut tingkat perjuangan yang berbeda pula.

Piagam biru, yang populer dengan sebutan Si Biru dengan wajah lembutnya tersenyum manis melirik para petarung agar dapat meminangnya. Konsistensi menulis 30 hari tanpa bolong merupakan syarat yang tak dapat diganggu gugat. Walau dalam jumlah angka yang paling kecil, paket pertama ini cukup menguras tenaga petarung di medan laga. Perjuangan keras dalam merintis pembentukan habit terasa amat berat. Sangatlah luar biasa bagi mereka ynag merampungkan paket ini tanpa terkendala.

Piagam Perak dengan julukan populernya Si Perak, dengan gaya elegan menyapa petarung sambil mengedipkan mata untuk segera dapat mempersuntingnya. Rasa ingin memiliki tergenjot seketika sekalipun medan laga yang lebih sulit terbentang di depan mata. Rutin menulis selama 60 hari tanpa bolong merupakan syarat mutlak yang dapat dielakkan. Mengantongi Si Biru merupakan tiket untuk dapat melamar si Perak. Bertarung pada paket ini memberikan rasa perjuangan dengan kepahitan yang berbeda pula. Lelah dan jenuh mulai menyapa, namun harus tetap ceriah.

Piagam Emas yang terkenal dengan julukan Si Emas, berwajah eksotis penuh kemuliaan dengan penuh wibawa melambaikan tangan dengan senyum yang tersungging di bibirnya. Kharisma yang begitu tinggi membuat para petarung mati-matian ingin segera memilikinya. Menulis selama 90 hari tanpa bolong adalah syarat yang ditawarkannya. Riwayat menggandeng Si Perak pun dituntut sebagai syarat untuk dapat meraihnya. Tak terbayang jurang terjal yang harus dilewati demi menaklukkan Si Emas yang begitu mewah.

Hari ini, kucukupkan syaratku untuk meminang Si Perak. Lelah yang tercipta pupus sudah membayangkan Si Perak segera dalam dekapanku.

Sungguh tak kusangka diri ini layak untuknya...

Batusangkar, 16 Maret 2020

#tantanganmenulisgurusiana (Hari ke-60)