ENI ERAWATI

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Peran Serta Tim Mading Matsanesa dalam Menelusuri Kebesaran Warisan Budaya Jawa Timur
Tim Mading Matsanesa berfoto bersama Karyanya

Peran Serta Tim Mading Matsanesa dalam Menelusuri Kebesaran Warisan Budaya Jawa Timur

Mading merupakan kepanjangan dari Majalah Dinding. Pengertian mading sendiri adalah salah satu jenis media yang palimg sederhana dan digunakan untuk komunikasi seperti halnya media massa. Media ini disebut majalah dinding karena penyajiannya biasanya ditempel pada dinding. Majalah dinding juga merupakan media yang menerapkan prinsip dasar majalah di dalamnya.

Tepatnya Selasa, 22 Oktober 2019, Tim Mading Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Kota Surabaya siap untuk ikut berperan serta dalam Lomba Mading Menelusuri Kebesaran Warisan Budaya Jawa Timur, yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Lomba Mading ini dilaksanakan di Gedung Bimbingan dan Edukasi UPT Museum Mpu Tantular, Jalan Raya Buduran (Jembatan Layang) Sidoarjo, Jawa Timur. Salah satu latar belakang kegiatan Lomba Mading bertempat di UPT Museum Mpu Tantular karena dianggap bisa dijadikan sebagai bentuk upaya meningkatkan fungsi museum sebagai tempat untuk melindungi, mengembangkan,memanfaatkan koleksi berupa benda-benda warisan budaya bangsa dan mengomunikasikannya kepada masyarakat Jawa Timur.

Berdasarkan info pamflet yang disampaiakan oleh tim redaktur, lomba mading ini bertemakan “Semar Meguru”. Alasan memilih tema tersebut adalah untuk menelusuri budaya Jawa Timur tentang wayang kulit terutama tokoh semar yang rajin dan gemar menuntut ilmu (meguru).

Sedangkan apa maksud dari tema tersebut? Maksud dari tema tersebut adalah diharapkan pembaca mading akan terinspirasi dan termotivasi dari semar walaupun sudah maha guru dan dewa tapi terus masih rajin dan gemar menuntut ilmu serta sikap tawaduk dan rendah diri dari semar yang selalu hormat dan patuh pada guru, juga ditambah kajian secara islami tentang menuntut ilmu dan patuh pada guru.

Mengapa dalam lomba mading ini menggunakan media wayang?, jawabnya adalah karena wayang merupakan warisan budaya Jawa termasuk Jawa Timur dan sebagai media pendidikan, media informasi, dan media hiburan dalam berbagai bidang kehidupan manusia.

Masih dalam tulisan pada pamflet ditanyakan mengapa generasi muda harus melestarikan kebudayaan, jawabnya adalah pelestarian budaya lokal merupakan bagian dari upaya penyelamatan kekayaan bangsa yang mulai kurang diminati anak muda akibat zaman yang terus maju dan berkembang. Sangat disayangkan kalau kekayaan bangsa ini harus punah akibat kurangnya kepedulian kita dalam menjaganya apalagi budaya lokal Jawa Timur yang dimiliki merupakan simbol bagi daerah Jawa Timur itu sendiri.

Lalu bagaimana cara menjaga budaya lokal? Seorang anak muda harusnya bangga menjadi anak bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan budaya yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Kekayaan budaya lokal masing-masing suku di daerah Indonesia tidak dimiliki bangsa lain. Anak muda juga harus selalu mau mempelajari, peduli, dan juga memakai atau mempraktekkan budaya tersebut.

Tim Mading MTsN 1 Kota Surabaya yang ikut berperan serta dalam Lomba Mading tersebut adalah :

1. Achmad Wisnu, siswa kelas 8A

2. Nabila Azzalia Rachma, siswa kelas 8A

3. Irfan Affandi, siswa kelas 8G

4. Rachfita Ameilisa Aulia Hidayah, siswa kelas 9B

Sedangkan tim pembina yang bertugas mendampingi dalam kegiatan Lomba Mading tersebut adalah:

1. Bapak Ahmad Khairuddin Jauhari, S.T. (selaku Pembina OSIS MTsN 1 Kota Surabaya)

2. Bapak Eddi Hariyadi, S.Pd. (selaku Guru Mata Pelajaran Seni Budaya MTsN 1 Kota Surabaya)

3. Bapak M. Zuhdi Setiawan (selaku Guru Mata Pelajaran Prakarya MTsN 1 Kota Surabaya)

Lomba Mading tersebut dilaksanakan dengan jadwal sebagai berikut:

1. Proses pengerjaan Mading dilaksanakan selama dua hari, Selasa-Rabu, 22-23 Oktober 2019

2. Pameran dan penilaian dilaksanakan selama dua hari juga, tepatnya di hari Kamis-Jumat, 24-25 Oktober 2019.

3. Pengumuman dilaksanakan pada hari Jumat, 25 Oktober 2019.

Alhamdulillah, lagi-lagi Matsanesa kembali berjaya. Tim Mading MTsN 1 Kota Surabaya telah mendapat peringkat ketujuh di antara 31 peserta lomba Mading tingkat SLTP se-Jawa Timur. Meski belum menjadi yang pertama, tapi kita harus yakin dan optimis, In sya Allah semoga pada even-even berikutnya kita lebih bisa meraih keberhasilan dan kesuksesan. Dan jangan pernah lupa, bahwa ada peribahasa yang mengatakan “Pengalaman adalah guru yang paling berharga”.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post