Enik Rusmiati

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca...

Selengkapnya
Navigasi Web

"Cublak-cublak Suweng", Sebuah Kemerdekaan Pembelajaran Siswa

“Cublak-cublak Suweng" Sebuah Kemerdekaan Pembelajaran Siswa

"Cublak-cublak suweng, suwenge ting gelenter, mampu ketundung gudel, pak empo lirak-lirik, sapa ngguyu ndelikake, sir-sir pong dele kopong, sir-sir pong dele kopong".

"Cublak-cublak Suweng" merupakan lagu daerah yang berasal dari Jawa Timur. Entah siapa dulu yang mengenalkan kepada saya, yang jelas waktu kecil, saya sering memainkan lagu yang diciptakan oleh Sunan Giri ini bersama teman-teman.

Saat itu, kami sering tidur di surau, setelah belajar agama, menunggu rasa kantuk, kami bermain "Cublak-cublak Suweng". Cara memainkan cukup sederhana.

Sebelum permainan ini di mulai kami hom pim pah alaihum gambreng, untuk menentukan siapa yang kalah, dan yang kalah menjadi Pak Empo. Dia berbaring telungkup di tengah, anak-anak lain duduk melingkar. Buka telapak tangan menghadap ke atas dan letakkan di punggung Pak Empo.

Selanjutnya, salah satu anak memegang kerikil dan dipindah dari telapak tangan satu ke telapak tangan lainnya diiringi lagu "Cublak-Cublek Suweng". Pada kalimat Sapa guyu delikake" serahkan kerikil ke tangan seorang anak untuk disembunyikan dalam genggaman.

Nah, di akhir lagu, semua anak menggenggam kedua tangan masing-masing, pura-pura menyembunyikan kerikil, sambil menggerak-gerakkan dan memukul-mukulkan kedua jari telunjuk. Berikutnya, Pak Empo bangun dan menebak di tangan siapa kerikil tersebut. Pada bagian ini, kadang kami selingi dengan godaan agar pak Empo bingung dalam mencari siapa yang memegang kerikil.

Jika tebakannya benar, anak yang menggenggam kerikil gantian menjadi Pak Empo. Bila salah, Pak Empo kembali ke posisi semula dan permainan diulang lagi. Terkadang anak yang jadi pak empo kami hukum dengan menyanyi. Jadi permainan tambah seru.

Meski hanya sebuah permainan, ternyata lagu ini penuh dengan makna kehidupan. Lagu daerah dari Jawa Timur ini menggambarkan makna sebuah tempat harta berharga berupa kebahagiaan sejati yang sebenarnya sudah ada di sekitar manusia. Banyak orang yang berusaha mencari harta sejati itu dengan penuh nafsu ego, korupsi dan keserakahan, yang tujuannya untuk menemukan kebahagiaan sejati.

Meskipun hartanya melimpah, ternyata itu harta palsu, bukanlah kebahagiaan sejati. Mereka kebingungan karena dikuasai oleh hawa nafsu keserakahannya sendiri. Hanya orang-orang yang bijaksana, dialah orang yang tersenyum ‘sumeleh’ dalam menjalani setiap aktivitas sehari-hari, sekalipun berada di tengah-tengah kehidupan orang-orang yang serakah. Untuk sampai kepada kebahagiaan sejati, orang harus melepaskan diri dari kecintaan pada harta benda duniawi, mengosongkan diri, rendah hati, tidak merendahkan sesama, serta senantiasa memakai rasa dan mengasah tajam sir-nya atau hati nuraninya.

Sungguh, sangat disayangkan bila media yang begitu sarat dengan nilai-nilai kehidupan ini harus pudar dan tergeser dengan permainan dunia maya. Meskipun kehadiran teknologi tidak bisa kita elakka, bukan berarti kita harus meninggalkan budaya luhur bangsa Indonesia. Sebagai guru kita wajib melestarikan budaya tersebut kepada generasi muda. Karena sebenarnya guru dalam kemerdekaannya bisa berinovasi dengan memanfaatkan lagu ini dalam pembelajaran.

Nah, untuk menghidupkan kembali budaya leluhur ini, guru bisa mengintegrasikan dengan kegiatan pembelajara siswa, mengambil makna syair lagu tersebut dalam materi pembelajaran. Misalnya saja dalam pelajaran bahasa Jawa, jelas bisa dijadikan alternatif materi mengenalkan tembang jawa, sedangkan untuk mata pelajaran kebahasaan bisa dimasukkan dalam teks, seperti teks pidato, teks cerita inspiratif, teks eksposisi dan jenis teks lain.

Selanjutnya dalam pelajaran Agama Islam, bisa digunakan untuk mempelajari sejarah kebudayaan Islam di Jawa. Tentang perjalanan para Wali Allah dalam menyebarkan perkembangan agama Islam. Sedangkan makna yang terkadung, bisa digunakan sebagai media dalam menjelaskan materi akidah untuk meningkatkan karakter siswa.

Selain pilihan materi, lagu jawa ini juga bisa digunakan oleh guru sebagai metode pembelajaran kelompok. Siswa memainkan lagu ini untuk menjawab pertanyaan dalam kartu soal yang sudah disiapkan guru, untuk menentukan siapa yang akan mewakili kelompoknya dalam mempresentasikan hasil diskusi, atau di gunakan guru dalam menjawab kuis berhadiah di akhir pembelajaran.

Tidak hanya pelajaran intra kurikuler, dalam kegiatan ekstra pun bisa diajarkan ke siswa. Yaitu pada seni musik, ajarkan lagu jawa ini ke kelompok musik yang ada di sekolah. Kolaborasikan dengan musik yang sesuai dengan tren sekarang, kalau perlu ditambahi lirik pesan moral yang bermanfaat.

Melalui kemerdekaan belajar, mari selamatkan lagu daerah bangsa ini dari kepunahan. Tidak ada yang tidak bisa kita lakukan apabila ada kemauan dan kreativitas untuk melakukan perubahan.

Salam literasi, salam budaya!

Sumber data: https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/07/10/makna-di-balik-tembang-cublak-cublak-suweng

Blitar, 9 Maret 2020

Foto Pendukung

Cublak-cublak suweng digunakan untuk menjawab pertanyaan di kelompok pembelajaran (Dokumen pribadi)

Biodata Penulis

Enik Rusmiati, lahir di Jember, 12 Mei 1971. Aktivitas sehari-harinya sebagai guru Bahasa Indonesia dan Kepala Perpustakan MTsN 2 Blitar. Selain mengajar juga mengelola majalah dan radio madrasah. Ibu dari dua orang putra ini menyukai dunia kepenulisan sejak di bangku Kampus Universitas Islam Malang.

Kini penulis tinggal di Tlogo III RT 01 RW 02 Tlogo Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar Jawa Timur. Dapat dihubungi melalui telepon maupun whatsapp: 085815252440, juga bisa via email: enikrusmiati99@gmail,com.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post