Enik Rusmiati

Yang membedakan kita hari ini dengan satu tahun yang akan datang adalah buku-buku yang kita baca...

Selengkapnya
Navigasi Web

Lahir Lagi, Penulis-penulis Berbakat MTsN 2 Blitar

#TantanganGurusiana

Hari ke-50

Lahir Lagi, Penulis-penulis Berbakat MTsN 2 Blitar

Seiring ditetapkannya Gerakan Literasi Madrasah (Gelem), MTsN 2 Blitar menyambut antusias program Kementerian Agama untuk membudayakan membaca dan menulis. Melalui pembiasaan membaca 15 menit setiap hari, membaca kitab kuning setiap Sabtu setelah sholat dhuha, ekspo literasi, gerakan sobat pustaka dan kelas menulism, warga madrasah adiwiyata ini terus bergerak maju untuk terus menjadi madrasah yang hebat bermartabat. Setelah 10 penulis lahir di tahun 2019, pada tahun 2020 ini lahir penulis-penulis berbakat lagi yang telah menerbitkan bukunya. Siapakah mereka? Yuk, simak ulasannya.

Pertama, Zuhda Imada, warga madrasah pasti kenal dengan ketua OSIM periode 2018/2019. Gadis berperawakan manis ini adalah putri bungsu dari bapak Imam Naim dan Ibu Daris Salamah. Salah satu anggota reporter tahun 2019 ini termotivasi untuk membuat buku dari pengalaman-pengalaman pribadinya serta hobinya menulis. Rupanya setelah tidak aktif di OSIM, dia mengisi hari-harinya dengan menulis cerpen. Buktinya, tahun ini bukunya perdananya terbit, Antologi Cerpen Pelangi Senja.

Buku ini menceritakan tentang sepenggal kisah hidupnya dan beberapa kisah lain yang ditulisnya untuk memotivasi para pembaca. Gadis yang lahir tanggal 17 Mei 2004 ini berharap agar kedepannya adik-adik di MTsN 2 Blitar dapat termotivasi untuk terus berkarya melalui menulis dan membaca. Menurut salah satu siswi kelas 9C ini, menulis merupakan sebuah pengalaman yang tidak dapat dilupakan, karena segala perasaan telah tercantum dalam buku hasil karyanya.

Selain Zuhda imada, ada juga salah satu penulis dari kelas 9C yaitu Ahsana Nadia. Gadis berkacamata ini adalah putri dari bapak Sugiyo dan ibu Nur Alifah. Cewek yang hobi bermelankolis ini telah menerbitkan buku yang berisi kumpulan sajak-sajak yang berjudul Sabda Sang Angin. Buku karyanya ini muncul karena hobinya menulis pada buku diary. Siswa yang juga anggota Teater Daun ini berharap agar kedepannya minat baca dan tulis di MTsN 2 Blitar dapat terus berjalan.

Gadis penyuka music K-Pop ini memilih judul Sabda Sang Angin pada buku Antologi Puisinya karena isi dari puisi tersebut merupakan salah satu cerita favorit dihidupnya. Sabda sang angin menyampaikan angan pada ketidak sengajaan lantunan cerita Ahsana pada angin, agak tidak masuk diakal seorang gadis bercerita pada angin, tapi memang itu salah satu hobinya yaitu berimajinasi. Puisi ini sendiri menceritakan tentang kerinduan dan penyesalan seseorang atas ketidaksengajaan kesalahan yang pernah dilakukannya. Melalui bait-bait puisi ini Ahsana berharap agar penyesalan tidak terus-menerus menghantuinya, namun dapat tenang bersama diksi dalam kutipan karyanya tersebut.

Penulis berikutnya ini masih kelas 7, kecil-kecil punya karya lo, dia adalah Najma Raissa Anindya. Cewek manis yang akrab dipanggil Caca ini sukses berkarya dalam novelnya Gadis Penyendiri. Proses penulisan siswa kelas 7A ini hanya dalam waktu enam bulan, wah hebat kan?

Novel Gadis Penyendiri ini merupakan novel pertama di MTsN 2 Blitar. Novel dengan tebal 200 an halaman ini terinspirasi dari berita-berita pem-bully-an atau perundungan yang marak di sekitar kita. Selain itu cewek pendiam ini juga prihatin dengan para korban cyber bullying yang juga dialami oleh beberapa temannya sehingga muncullah ide untuk membuat novel ini.

Menurutnya, memerlukan proses panjang yang tidak mudah untuk bisa menyelesaikan sebuah novel. Pada awal menulis novel tersebut, ia sedikit merasa kesulitan untuk mencari ide yang akan dibuat setiap subnya. Namun ternyata, ide itu mengalir dengan sendirinya. Caca pun tetap bisa menulis dimanapun dan dalam kondisi berisik maupun sepi asalkan mendengarkan lagu favoritnya.

Saat novel Gadis Penyendiri tersebut selesai, bahagia dan bangga pasti, bahkan orang tuanya ingin segera novel ini di cetak. Dia tidak menyangka sekaligus heran bagaimana ia bisa menulis sebanyak itu dalam waktu yang bisa dibilang cukup singkat. Ia juga tak lupa untuk bersyukur kepada Allah SWT karena telah diberi petunjuk dalam menulis novel.

Pasti ada pelangi setelah hujan, begitulah pengalaman mengajarkan. Tetaplah membaca dan menulis wahai generasi muda bangsa.

Blitar, 4 Maret 2020

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post