Pada Malam yang Bersembunyi di Punggung Bulan Sepotong
#TantanganGurusiana
Hari ke-4
Pada malam yang bersembunyi di punggung bulan sepotong, seekor burung malam akan membawa kabar yang aku tulis untuk memohon izinmu, bolehkah malam ini saja aku berhenti menulis tentangmu.
Sementara awan masih tetap enggan beranjak dari deretan sajak. Padahal barisan cemara yang menyamar dipucuk-pucuk pinus telah merayunya.
Sudilah kiranya menemaniku membayangkan tentang gelisahmu, mencatat dan menghitung keluh dan peluh kisah hujan yang tak pernah mau berhenti. Tentang ragumu untuk mengatakan bahwa matahari akan tetap bersinar meski ribuan protes melemparinya.
Garis-garis yang sudah aku tuangkan di atas kanvas putih itu adalah tentang kamu yang telah menjelma menjadi angin malam. Gambaran makna itu hanya aku dan kau yang bisa memahaminya.
Pada malam yang berbisik dibalik bahu bulan sepotong, izinkan aku sebentar saja tidak melagukan kidung sunyi tentangmu. Biarkan berisik angin buritan ini berlalu dari telisiknya.
Karena malam ini aku tak ingin lagi kau usik dengan bisikanmu
Blitar, 18 Januari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar