Para Orang Tua, Jangan Remehkan Terlambat Antar Anak ke Sekolah
#TantanganGurusiana
Hari ke-41
Para Orang Tua, Jangan Remehkan Terlambat Antar Anak ke Sekolah
Pagi itu aku mendengar suara isak tangis di kelas sebelah ruang perpustakaan, pelan-pelang aku datangi suara itu. Setelah cukup dekat aku lihat seorang siswi menangis, wajahnya sengaja ditutupi oleh mukena, sekaligus alat salat tersebut digunakan untuk mengelap air mata yang mengalir diwajahnya.
Merasa ada yang masuk di kelasnya, wajahnya mendongak ke samping. Begitu melihatku mendekat dia semakin sesenggukan. Ku dekati dia, ku usap kepala yang ditutupi oleh jilbab putih itu.
“Kenapa tidak di mushola cantik?” tanyaku. Saat itu memang jadwalnya membaca Al Quran yang dilanjutkan dengan salat dhuha. Siswi tersebut hanya menggeleng, justru tangisnya semakin menjadi.
“Lho, kenapa pagi-pagi sudah menangis? Ada masalah dengan temanmu?” dia menggeleng lagi. “Dimarahai orang tua?” tetap menggeleng, sesekali mukenanya diturunkan dan matanya melirik ke arahku. “Atau dimarahi bapak dan ibu guru?” masih menggeleng, tapi kali ini mukenanya di taruh di meja, kelihatan matanya sembap dan merah. “Tadi terlambat ya, sehingga tidak di mushola?” kali ini iya menganggukkan kepalanya.
“Saya malu bu, mau masuk mushala?” jawabnya lirih dengan isak tangis yang masih sesenggukan.
“Kenapa malu,” tanyaku penasaran.
“Takut diejek teman-teman,” akunya polos.
“Terus kenapa bisa terlambat?” tanyaku penasaran.
“Nunggu ayah,” jawabnya singkat.
“Memang ayah kemana sayang?” aku duduk di sebelahnya, kurangkul pundaknya.
“Di rumah, tapi tidak segera bersiap-siap,” Jelasnya.
~~~~
Cerita di atas bisa saja terjadi pada anak-anak kita, kelihantannya memang masalah sepele. Hanya terlambat dalam mengantarkan anak ke sekolah. Namun tanpa kita sadari ternyata efeknya jauh lebih besar dari yang kita bayangkan. Sementara orang tua tidak tahu bagaimana akibat yang dirasakan oleh si anak.
Seperti yang diungkapkan oleh si anak tadi, dia menangis karena malu dengan teman-temannya. Dia takut jejangan nanti akan diejek. Perasaan malu atau takut anak tersebut akan menumbuhkan rasa gelisah dan keadaan ini akan menjadikan batinya merasa tertekan. Bahkan kemungkinan tidak hanya rasa malu saja yang harus dihadapi oleh si anak, selama perjalanan berangkat ke sekolah tadi bisa jadi ia juga mengalami ketakutan akan di marahi dan mendapat hukuman dari guru-gurunya. Beruntung karena tadi ternyata gurunya tidak marah akhirnya dia hanya mengalami kegelisahan bagaimana menghadapi teman-temannya.
Bila pada akhirnya guru tidak memarahi dan menghukum, serta teman-temannya mau memahami keadaan hari, maka si anak bisa terbebas dari tekanan psikologis. Namun sebaliknya, bila datang sudah harus berhadapan dengan petugas tatibsi yang ketat dan tidak mau tahu alasan si anak, maka yang terjadi justru keadaan anak semakin tertekan. Apalagi begitu masuk kelas harus menerima ejekan dari teman-temannya kalau hari ini dia telah melanggar tata tertib.
Kondisi psikologis anak seperti ini juga akan menentukan berhasil atau tidaknya pembelajaran. Bahwa ternyata sebuah keberhasilan tujuan pendidikan tidak ditentukan oleh guru di kelas, namun adak faktor eksternal yang harus dipahami oleh para orang tua.
Untuk itu wahai orng tua, jangan sepelekan ketepatan waktu dalam mengantar anak ke sekolah. Selama pekerjaan rumah bisa ditunda, dahulukan kepentingan anak. Bila memang terpaksa harus terlambat, misalnya harus mengurus keluarga yang sakit, transportasi mogok atau ada kendala alam. Maka sebaiknya ketika sampai di sekolah, antar anak menemui salah satu gurunya, jelaskan alasan mengapa harus terlambat masuk sekolah. Agar anak benar-benar merasa terlindungi. Kecuali memang bila anak-anak kita itu sudah sangat percaya diri dalam mengahadai setiap permasalahan.
Bila anak berangkat ke sekolah dengan hati yang bahagia, maka dia akan dapat menerima ilmu dengan bahagia pula. Pun sebaliknya bila anak belajar dengan kondisi yang tertekan, maka yang ada dalam pikiran anak hanyalah kegelisahan dan pikiran negatif.
Demikian, semoga kita bisa orang tua yang bijak untuk anak-anak bangsa ini. Aamiin.
Blitar, 24 Februari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar