Enik Sudarwati

Guru Fisika di MA AL MANAR Kab. Nganjuk. Penulis buku "FISIKA dalam Tafsir Kehidupan" dan "Ferris Wheel". Untuk korespondensi, sila mengunjungi Facebook Enik S...

Selengkapnya
Navigasi Web
BERLEBIH BEKAL

BERLEBIH BEKAL

Meja makan ini terletak tepat di hadapan pintu besar yang menuju ke teras belakang di mana terdapat sebuah taman asri, kolam ikan, dan sebuah gazebo diujungnya. Selepas sholat maghrib, Ara menikmati makan malam sederhana bersama ayah, bunda, dan Arya, kakaknya. Di atas meja telah terhidang lele goreng, sambel tomat terasi, lengkap dengan sayuran mentah sebagai lalapan. Setelah Ara memimpin doa sebelum makan, mereka langsung menyantap makanannya dengan lahap. Tampak sekali keluarga ini menikmati makan malam mereka dengan rasa syukur.

Masih menghadapi piring makan yang kini tinggal terisi separuh di depannya, Ara mengangkat wajah dan bertanya, “Bunda, besok Ara bawa bekal ke sekolah. Boleh?”

“Ada apa, Nak? Bukankah Ara setiap hari bawa bekal ke sekolah?” Bunda menatap lembut wajah Ara yang duduk di depannya. Beliau merasa keheranan mendengar pertanyaan Ara. Ayah dan kak Arya turut menengok ke arah Ara. Semua orang menunggu jawaban Ara. Ara segera meralat kalimatnya, “Bukan begitu. Maksudnya, Ara mau bawa lauknya lebih banyak. Boleh tidak, Bunda?”

“Kenapa? Selama ini lauknya kurang ya, Nak?”, tanya Ayah penasaran.

“Kelas Dek Ara di lantai dua, kan? Awas, jangan makan terlalu banyak. Nanti Dek Ara susah naik tangganya, lho.” Arya, dengan wajah lucu, menggoda adik kesayangannya itu.

“Tidak, Ayah. Bukan begitu.” Lalu meluncurlah cerita Ara.

Bel tanda istirahat berdering nyaring. Setelah Bu Guru Esti mengucap salam, murid-murid di kelas Ara menjawab salam dan mengucapkan terima kasih. Mereka keluar kelas setelah Bu Esti keluar kelas terlebih dulu. Ada yang langsung ke lapangan basket, ke perpustakaan, atau sekedar duduk-duduk santai di bangku di depan kelas. Ara, Betty, dan Cindy memilih pergi ke kantin. “Dini, ayo kita ke kantin.”, ajak Ara pada Dini. Dini adalah murid yang duduk tepat di belakang bangku Ara. Dini menolak dengan halus ajakan Ara. Dia akan tinggal di kelas saja. Akhirnya Ara pergi ke kantin hanya bertiga. Ara sebenarnya membawa bekal makan dari rumah, tetapi dia berencana akan menikmati bekalnya sebelum kegiatan paduan suara sepulang sekolah.

Setelah membeli makanan ringan di kantin, Ara dan kedua temannya langsung kembali ke kelas. Mereka melihat Dini duduk di kursinya. Dini meletakkan kepalanya di atas meja dengan mata terpejam. Mendengar suara teman-temannya datang, Dini mengangkat kepalanya pelan. “Dini, kamu kenapa? Kamu sakit?”, tanya Ara dengan nada khawatir. Dini menggeleng. “Aku tidak apa-apa.”, jawab Dini.

Hari ini ada pelajaran olahraga. Pak Guru Fatih, guru olahraga, mengajak murid-murid kelas Ara untuk bermain gobak sodor. Permainan tradisional ini ternyata melelahkan juga. Banyak hal yang bisa dipelajari saat bermain gobak sodor. Karena permainan ini dilakukan dalam sebuah tim, para murid belajar bekerja sama, berkoordinasi, komunikasi, dan bertanggung jawab pada tugasnya. Secara fisik, jelas permainan ini juga melatih kecepatan, kekuatan, dan juga keseimbangan badan.

Ara memilih menikmati bekal makanan yang sudah disiapkan oleh Bunda daripada harus jajan ke kantin. Dini yang duduk di belakangnya juga tidak ke kantin. Rupanya dia juga membawa bekal. Ara berpindah tempat duduk ke sebelah Dini. Mereka segera membuka bekal masing-masing. Di kotak bekal Ara yang telah tersekat-sekat terdapat nasi putih, telur dadar yang sudah dipotong-potong kecil seukuran sekali gigit, dan juga tumisan sayur. Terlihat ada wortel, buncis, brokoli, dan daun sawi. Sementara itu, Dini malu-malu membuka kotak bekalnya. Dalam kotak bekalnya hanya ada nasi putih dan sepotong tahu. Mengetahui isi kotak bekal Dini, tanpa ragu Ara membagi telur dadar dan tumisan sayurnya pada Dini. Setelah mengucapkan terima kasih, Dini membagi dua tahunya dan memberikannya pada Ara.

Hari ketiga, Bunda membuatkan sandwich kecil-kecil lengkap dengan tusukan lucu dan imut untuk bekal Ara. Tidak banyak. Hanya cukup untuk makan siang Ara. Saat istirahat tiba, Ara menolak ajakan Betty dan Cindy untuk pergi ke kantin. Dia akan makan sandwich buatan Bunda saja. Ara tidak menyadari ada Dini di belakangnya. Ara mengira Dini ikut beserta teman-teman lainnya pergi ke kantin. Saat menyadari keberadaan Dini, sandwich Ara tinggal satu. “Dini tidak ke kantin?”, tanya Ara. Dini menggelengkan kepala. “Oh, bawa bekal ya?”, tanya Ara lagi. Sekali lagi Dini menggeleng. Wajah Dini berubah sedih. Matanya berkaca-kaca. Ara bingung. “Kenapa? Kamu sakit?”, tanya Ara sambil memutar tempat duduknya. “Kamu mau sandwich aku? Nih, buat kamu.” Ara menyerahkan sandwich terakhirnya pada Dini. Dini menerima dengan ragu, tetapi Ara berhasil meyakinkannya.

Hari ini Dini tak membawa bekal. Kakaknya tidak sempat memasak karena harus piket menyapu kelas. Kakaknya Dini masih kelas 9. Ayah Dini ternyata sudah tiga hari dirawat di rumah sakit sehingga ibunya harus berjaga menunggui ayahnya. Ara merasa turut sedih. Ara ingin sekali membantu.

“Jadi, boleh tidak, Bunda?”, Ara mengulangi pertanyaannya pada Bunda setelah menyelesaikan ceritanya.

“Adiknya Kak Arya hebat. Kakak bangga sama Dek Ara. Bunda pasti bolehin lah. Iya kan, Bunda”, Arya mengusap lembut kepala adiknya.

“Boleh. Tentu saja boleh.”, jawab Bunda sambil tersenyum. “Terima kasih, Bunda.”

“Besok kamu tanya di mana rumah Dini ya, Nak.”, kata Ayah. “Untuk apa, Ayah?”, tanya Ara. “Sudah. Besok pokoknya Ara jangan lupa tanya alamat rumah Dini, ya.” “Baik, Ayah.”

Malam ini, mereka menutup hari dengan rasa syukur.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post