“Sah. Bu Enik mulai hari ini akan menjadi Ketua MGMP Fisika MA Kabupaten Nganjuk. “

Ah, mimpi apa aku semalam. Tak pernah terlintas sedikitpun dalam benakku untuk menjadi ketua MGMP.

Menerima jabatan yang tak pernah diminta berarti kita mendapat pengakuan. Mereka mengakui keberadaan kita. Kita ada. Hadir. Eksis. Bukan ada yang tiada. Adanya tidak berpengaruh, tiadanya tak berdampak.

Jabatan bisa jadi berarti kepercayaan. Kita yang terpilih untuk memanggul jabatan apapun itu berarti telah diberi kepercayaan yang besar. Mereka percaya bahwa kita memiliki kemampuan untuk menjalankan dan mengemban tugas dengan baik. Percaya bahwa komunikasi akan berjalan lancar dan nyaman. Percaya bahwa semua ide dan gagasan besar mereka akan mendapatkan tempat yang cukup untuk dibahas bahkan direalisasikan.

Mengemban jabatan artinya dituntut untuk bertanggung jawab. Tanggung jawab mengembangkan program. Mengakomodasi semua pemikiran untuk dibahas. Melaksanakan semua yang telah diprogramkan. Dan kemudian melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan program. Ketua MGMP bertanggung jawab untuk melaksanakan program peningkatan kompetensi guru mata pelajaran.

Lebih dari apapun, jabatan apapun yang diembankan kepada kita sejatinya adalah sebuah kesempatan yang sungguh berharga untuk belajar. Belajar banyak hal yang tidak dipelajari di bangku pendidikan formal. Belajar mengenali sifat watak orang lain. Berkomunikasi dengan cara yang baik, efektif, dan efisien sesuai karakter tiap personal. Belajar mendengar dan mengendalikan diri dan menahan ego. Berkoordinasi. Bertukar pendapat dengan cara yang santun dan bijak. Berempati dan bersimpati. Yang terpenting adalah kita belajar mengenali diri sendiri. Mengetahui kelemahan diri dan memperbaikinya. Menemukan potensi diri dan mengembangkannya dengan optimal.

Jadi, apakah aku takut menerima tugas jabatan ini?

What? FEAR??

Just like Papa Roach said, FEAR is Face Everything And Rise.

And tugas jabatan is not my Fear Factor