Ibu Mekarkan Bunga Karakter di Setiap Kuncup Belahan Jiwa
HARIIBU
#TantanganMenulisTematikGurusianaHariIbu
#Menuju365
#HariKe340
Ibu Mekarkan Bunga Karakter di Setiap Kuncup Belahan Jiwa
Eni Meiniar
Sehari sebelum pertemuan pertama semenjak empat bulan di rumah saja saat pandemi covid 19 menyekat sua. Saya kirim pesan melalui WA ke Baba Ahmed.
“Assalammualaikum. Saya Eni Meiniar dari Curup. Rencananya besok Insya Allah mau ke Lais Bengkulu Utara. Rindu Ibunda tercinta. Jadi mau pesan nasi Arab tiga warna (Mandhi, Kebuli, Bukhori) ayam potong untuk 12 porsi. Tolong kasih nama IBU TERCINTA. Besok adalah pertemuan pertama semenjak empat bulan di rumah saja. Tertundanya mengajak Ibu tercinta untuk umroh sebelum Ramadhan kemarin. Untuk pengingat rindu Madinah dan Mekkah kami bermaksud mengantar nasi tiga warna ini ke Ibu tercinta di lais.
“Waalaikumsalam wr wb, Insya Allah siap. Besok sekitar jam berapa mau dijemput?”
“Jam 10 sudah siap?”
“Insya Allah bisa. Mudah-mudahan pandemi ini cepat berlalu dan kita bisa beribadah lagi ke Mekkah dan Madinah. Aamiin ya Rabb. Alhamdulillah barakallah buat Ibunda semoga diberi kesehatan.”
Di perjalanan menuju Lais ingatanku tentang Ibu menerobos jauh ke masa kanak-kanak. Saat Ibu mengemas doa jauh sebelum fajar menyapa. Mendidik dengan selengkung senyum menetes peluh. Telah kulewati tangga ikhlas yang Ibu merdekakan lega di jiwa. Ibu yang terus kobarkan kerinduan mengulang ke rasa yang sama. Ibu yang mengisi ruang jiwa mengeja di rambu di kalbu. Teladanmu Ibu mekarkan bunga karakter di setiap kuncup belahan jiwa. Penyempurnaan etika diri, penguatan moral teruji. Begitu terharu memaknai Ibu melukis jiwa. Dalam diam kusimpan di sepenuh hati.
Sampai di Kota Agung Lais. Di teras rumah Ibu duduk menghadap ke jalan raya seakan menunggu kedatangan kami. Maksud hati ingin memberi kejutan ternyata Beliau seakan sudah tahu kedatangan kami. Di sini keharuan terulang kembali. Ku lihat di sudut matanya ada bening mengembang mengaca perlahan menggenang dan akhirnya menetes di pipinya.
“Kapan kita bisa Ke Mekkah dan Madinah lagi?”
“Belum ada kepastian Bu. Belum boleh ke sana.”
Perlahan ku letakkan bungkusan yang ditutup aluminium foil ke hadapan Ibu yang waktu itu duduk di ruang keluarga.
“Mari Bu kita buka, apa isinya.”
“Apa ini?”
“Masya Allah Tabarakallah, Semoga Allah memberkahimu.”
Nasi Arab terhidang di ruang keluarga. Kami duduk melingkar. Sesuap demi sesuap nasi kebuli, nasi mandhi dan nasi bukhori kami nikmati. Sebagai pengobat rindu untuk menyegerahkan berkunjung menjadi tamu-Nya. Tertundanya keinginan dan kerinduan untuk bersama Ibu menunaikan niat suci yang membuat hati selalu merindu.
Sekarang usia Ibunda sudah melewati 85 tahun. Ibu yang tanpa lelah berbagi. Pigura jiwamu melambai-lambai di sendi yang meletih. Ibu yang tak jenuh berliterasi. Digenggam uletmu gesit mengejar waktu. Rutinitasmu libatan jiwa gapai makna. Kini telah mekar sungguh, telisik di helai kelopak bunga karakter itu bermekaran. Pergerakan hati menghimpun auramu Ibu telah kuraih lewat hati yang bersyukur. Selamat hari Ibu, tak mampu kubalas semua kasihmu Ibu. Maafkan ananda.
Rejang Lebong, 22 Desember 2020



Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ibu sosok hebat
Alhamdulillah.
Ibu yang luar biasa. Sehat dan sukses selalu bucantik
Makasih bu
Barakallah
Makasih say...
ibu sosok yang terus menjadi teladan, salam dan selamat hari ibu.
Makasih.
Selamat Hari ibu, semoga kita bisa menjadi ibu yang terbaik untuk anak-anak kita semua.
Aamiin. Selamat hari Ibu.
Barokallah buat ibu dan sht selalu. Orang tua hebat mencetak putra putri hebat pula.
Alhamdulillah.
Sehat selalu Ibu...
Aamiin.