Kembang Viral
#TantanganGurusiana365
#HariKe289
Pentigraf
Kembang Viral
Eni Meiniar
Satu bulan ini Bu Setia belajar mengirit belanja dapur untuk memenuhi keinginannya yang menggebu-gebu. Biasanya beli ayam satu kilo dikurangi jadi setengah kilo. Diakalinya dengan mengolah masakannya menjadi ayam goreng berbalut tepung yang komposisi tepungnya yang ditambah. Keesokan harinya menu telur dadar dikolaborasi dengan kelapa parut dan ditambah tepung. Biasanya perlu empat butir telur, untuk kali ini cukup dua butir telur. Besoknya lagi buat sop ayam komposisi sayurannya yang diperbanyak, ayamnya cukup disuir-suir. Terakhir hidangan ikan asin, sambel terasi plus rebusan. Alibi Bu Setia kembali ke selera asal, mengenang saat awal berumah-tangga dulu menu ini adalah menu yang sering terhidang.
Begitu merasa uang hasil mengirit belanjaan dapur sudah cukup, tibalah waktunya untuk mewujudkan impiannya. Saat ibu-ibu kompleks bercerita tentang kembang yang lagi viral saat ini. Mereka memamerkan kembang yang dibeli di depot bunga. Bu Setia tertarik membeli satu pot kembang viral seharga empat ratus ribu rupiah. Setiba di rumah dipajanglah kembang di teras rumah. Saat suaminya bertanya berapa harganya, Bu Setia menjawab murah, hanya lima puluh ribu rupiah. Bu Setia membohongi suaminya agar tidak dimarah membeli kembang viral yang mahal.
Pagi hari Bu Setia ke pasar untuk belanja sayuran. Pak Setia duduk di teras rumah sambil mengamati kembang yang dibeli Bu setia. Kebetulan teman Pak Setia lewat di depan rumah, Pak Nadi namanya. Pak Nadi berkeliling kompleks menggoes sepeda, ikutan olah-raga kekinian. Saat memperhatikan kembang viral di teras rumah Pak setia ia ingat kembang seperti itulah yang diidam-idamkan istrinya. Itu kembang mahal, seandainya Pak Setia mau menjual kembangnya. Iseng Pak Nadi menggoda Pak Setia, kalau boleh dua ratus ribu rupiah kembangnya. Jadilah transaksi pagi itu dengan sama-sama tersenyum bahagia. Pak Nadi dapat kembang idaman istrinya, Pak Setia merasa seperti mendapat durian runtuh. Begitu Bu Setia pulang dari pasar melihat kembang viralnya tidak ada lagi di teras rumah. Pak setia menyambutnya dengan senyum penuh kemenangan. Bu Setia masih melongo mendengar penjelasan suaminya kalau kembang lima puluh ribu itu dibeli temannya dua ratus ribu. “Sana, ke pasar lagi beli kembang dua pot, seratus ribunya lagi beli daging sapi, sudah lama tidak makan rendang.”
Bengkulu, 1 November 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen pentigrafnya, Bunda. Salam literasi
Makasih Pak.
Keren pentigrafnya, Bu...
Makasih Bu.
Super keren bun.Kembangnya menarik sekali.Salam sukses.Oh ya sudah saya follow bun.
Makasih Pak. Salam literasi.
Hehehe.. suami kok dibohongi... Pentigraf yg keren Bun.
Hehehe....
Akhirnya kena batunya.
Kasian rendang tidak dinikmati. Gara bunga aglonema merah.
Hehehe...
Mantap Bu
Makasih Bu.
Wow... keren pentigrafnya bu. Salam sukses selalu.
Makasih say...
He...he...makanya jangan bohong, akhirnya rugi sendiri. Sudah saya follback bunda.
Makasih say...
Hehhe pentigrafnya keren, jual bunag dapat untung, sukses selau buk.
Sebenarnya ngga dapat untung Bu, Bu Setia belinya empat ratus ribu kok.
Waaaw keren bunda. Harusnya dapat untung ternyata....Hikmah yg dapat dipetik, katakanlah sejujurnya sekalipun itu pahit. Suksws selalu bunda..
Makasih apresiasinya Bu.