Up date status. Budaya ini menjadi kegemaran manusia di era ini. Mulai dari facebook, wa, bbm, instagram , Twitter semua ramai dibanjiri pengunjung . Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan sampai lansia. Mulai dari orang biasa sampai sosialita . Dari rakyat biasa sampai pejabat negara. Semua ramai menggunakan sosmed .

Setiap detik tak bisa lepas dari gadget. Dikit dikit lihat hp. Sebentar sebentar cepret ambil foto diri. Selfie menjadi budaya kekinian . Hal ini tentu memberi dampak positif dan negatif. Positif nya tempat wisata menjadi semakin ramai dikunjungi. Berbagai tempat wisata sederhana baru bermunculan dengan menawarkan back ground Selfie yang menarik namun murah meriah harga tiket masuknya. Dampak negatifnya adalah banyak Selfie yang ternyata berakhir petaka.

Tak puas dengan Selfie. Para pengguna akun seolah mendapat lahan yang cocok untuk mengekspresikan diri. Mencurahkan seluruh perasaan yang terpendam jauh dilubuk hatinya. Jika sebelumnya si pendiam cenderung memendam rasanya. Kini si pendiam itu ternyata selalu mencurahkan isi hatinya di akun pribadinya. Seolah akun Facebook miliknya adalah teman sejatinya. Sedih dan bahagia silih berganti mengisi status nya.

Ternyata jika diamati. Tanpa sadar rasa hati mampu menuntunnya untuk menjadi penulis di media sosial. Tulisan tentang curahan hatinya akan dibaca oleh banyak orang. Ternyata menulis berbasis rasa bisa dilakukan semua orang.

Alangkah indahnya jika curahan itu ditulis dalam bentuk narasi. Tentu curhat itu akan menjadi lebih Berkelas. Tanpa mengurangi rasa puas sang penulis karena berhasil mencurahkan rasa dihati ya.