Bahagia itu sederhana. Kalimat bijak namun syarat jutaan makna. Sering tertulis dalam status seseorang di medsos. Betulkah bahagia itu sederhana?. Apa arti dari bahagia?. Apakah bahagia itu tergantung dari sudut pandang kita ?. Apakah sekarang anda bahagia?. Bahagia yang seperti apa?.

Bahagia adalah sebuah rasa, dan sifat rasa memang tidak teraba. Banyak hal sering dilakuakan seseorang untuk mencapai kebahagian. Ada yang berpendapat bahwa bahagia adalah punya uang yang banyak, jabatan yang tinggi, punya karier bagus, istri yang cantik. Ada pula yang mengatakan bahwa bahagia itu ketika kita sehat, dicintai, memiliki anak yang sholeh. Ada lagi yang mengatakan bahwa bahagia adalah dengan hidup yang mulus, tanpa aral melintang.

Benarkah orang-orang yang memiliki sesuatu yang didambakan oleh orang lain bisa menjamin kebahagiaan?. Untuk merasa bahagia banyak cara dilakukan. Menonton tv, bermain game, pergi ke rumah teman, minum kopi, jalan-jalan, shoping, karaoke, makan diluar, pergi ke tempat wisata, pergi ke pengajian. Bahkan orang mau merogoh kocek lebih dalam hanya untuk merasa bahagia. Dengan pergi ke tempat wisata yang jauh dan mahal. Membeli barang-barang branded.Apakah menjamin bahagia ? sesaat mungkin ya.

Ini bukan tentang siapa-siapa, tapi tentang diriku. Kehidupan yang mulus dan nyaris sempurna. Terkadang menjadi bentuk kesombongan diatas rasa syukur. Bahkan ketika membaca rasa bahagia yang diceritakan Pak Yuli lewat Hypnoteraphy. Aku dengan sombongnya mengatakan bahwa hidupku lancar-lancar saja. Aku tak perlu Hypnoterphy karena memang nyatanya Aku sangat bahagia. Hal yang mendorong mengikuti pelatihan Hypnoteraphy adalah ingin menolong adik yang phobia nasi.

Allah SWT menuntun, memantapkan hatiku untuk mempelajari ilmunya. Wujud nyata kuasa Allah berupa dukungan sang Suami. Bahkan dengan senang hati mengantarku, meski biasanya Ia keberatan karena bagi kami Hari minggu adalah Familly day. Namun Kuasa-Nya memang luar biasa.

Tiba diruangan pelatihan. Jika dalam cerita Pak Yuli, Ia merasakan sensasi yang luar biasa. Ternyata hatiku tak sepeka itu. Bagiku biasa saja. Alunan musiknya saja yang berbeda. Musik nan melankolis, mulai menelusup memasuki area ketenangan hati. Acara dimulai dengan berkenalan. Dimulai dengan mba indah, kemudian Jia. Saat berkenalan Ia mulai menangis. Bahkan Aku merasa heran kenapa Jia sudah menangis, sementara Aku biasa saja. Tiba giliranku, mengatakan motivasi ikut Hpnotaeraphy, utamanya ingin membantu adik, yang kedua ingin menghilangkan sifat cepat marah, yang ketiga ingin lebih konsentrasi dan khusu ketika sholat. Ingin juga mengobati psikosomatis, tertekan sedikit saja langsung sakit, biasanya Flu, pemicunya sebenarnya hal yang sangat sepele. Bahkan kadang-kadang anak tidak mau cepat-cepat mandi saja. Stress luar biasa. Tapi aku belum tersentuh seperti Jia. Rasanya masih biasa.

Kemudaian Mas Restu sang instruktur meminta untuk berdoa dengan menggunakan cara yang tidak biasa. Berdoa dengan menggunakan seluruh Indra. Logikaku memang mencoba menahan agar tidak larut, biasa kesombonganku muncul lagi, merasa aku ini orang yang sulit dipengaruhi.

Sesaat kemudain Mas Restu meminta untuk rileks, menarik nafas dalam-dalam dan mengembuskannya perlahan-lahan. Bernafas dengan biasa. Merasakan setiap tarikan dan hembusan nafas sebagai rasa syukur. Semua terjadi secara alamiah. Namun rasa aneh mulai muncul.

Ada sebuah rasa mulai menelusup perlahan kedalam jiwa. Seluruh indraku bekerja seluruh sel dan partikel terkecil dalam tubuhku seluruh rongga hati dan jiwaku berucap syukur atas nikmat Illahi. Damai luar biasa. Berbeda dengan syukur yang terucap dengan lisan dan dengan rasa senang di hati. Tapi bahagia ini begitu berbeda, Bahagia dan nyaman lebih dalam, bahagia bukan hanya dihati, dari seluruh partikel dan Jiwa. Waoww.... Subhanallah. Airmataku tak terasa mulai menetes, mengalirkan kesombongan yang selama ini terpendam. Padahal baru doa pembuka acara. ( Bersambung )