Eni Siti Nurhayati

Assalamualaikum Wr.Wb. Tak kenal maka tak sayang, Perkenalkan, sekuntum bunga senja dari ujung timur Jawa Timur menyapa. Sudah sangatlah terlambat tuk ...

Selengkapnya
Navigasi Web

Cerpen ke-14 AYAH DAN RAPORKU (Tantangan Menulis 60 Hari Gurusiana)-45

Ayah dan Raporku

 

Akhirnya tibalah bulan Juni. Bulan kenaikan kelas. Meski jarang juga sih ada anak nggak naik, tapi momen kenaikan kelas tetap mendebarkan hati bagi siapa pun. Begitu juga aku! apalagi saat surat undangan pengambilan rapor mulai dibagikan. Aduh, rasa hati ini deg-degan tak karuan. Meski sekarang tidak ada lagi peringkat kelas, tapi ibu pasti tahu siapa yangpaling tinggi nilainya. Kan diomongin juga sama wali kelas tentunya, hehehe.

Kok ibu yang tahu? Iya, sejak kelas satu hingga kelas empat kemarin tiap kali rapat kenaikan, ibuku yang ngambil. Ayah? Ada saja alasannya untuk tidak bisa mengambilnya. Nah, sekarang...

Surat undangan untuk orangtua sudah kuberikan ayah. Aku tidak ingin ayah lupa atau pun sibuk lagi seperti tahun lalu dan tahun sebelumnya, masak raporku yang mengambil ibu terus?

“Benar lho, Yah. Besok tepat jam delapan pembagian rapor kenaikan kelas. Harus ayah yang ngambil. Aku tidak mau ibu yang datang mengambil dengan alasan apa pun!” warningku kepada ayah saat mengulurkan undangan dari sekolah. Masak rapor adik... ibu, rapor kakak...ibu!

Dari dalam kamar ibu mengacungkan jempol dua ke arahku. Hahaha...ibu mendukungku!

“Oke,” jawab singkat ayah sambil tersenyum cukup memuaskan hatiku. Ah senangnya besok ayah akan mengambil raporku!

“Beneran?” kejarku. Senyum ayah seperti senyum iya dan tidak, sih!

“Benar. Yakin!” pungkas ayah akhirnya.

“Jam delapan. Nggak boleh telat!” ujarku memastikan. Ayah tertawa-tawa sambil mengangguk berulangkali.

Dan hari ini, hingga menjelang pukul delapan aku masih juga berdiri di pintu gerbang SD menunggu ayah. Tak nampak kedatangan ayahku. Batang hidungnya pun tidak! pembohong...seru hatiku kuat-kuat.

Tangisku pun tumpah. Suasana sepi di luar sini karena semua wali murid sudah menuju kelas anaknya masing-masing.

“Hlo, Kandi kok menangis? Ayo kesini, ada mobil mau lewat tuh,” seru Bu Arini dari arah belakangku sambil meraih tanganku yang memegang kuat pagar gerbang. Bu Arini memelukku erat. Tangisku kian keras!

“Sudah. Ayo ikut Bu Arini dulu ke kantor dulu, ya. Ibu punya es jeruk. Manis sekali, Kandi suka kan?” bujuk Bu Arini dan menghela tanganku ke arah kantor.

“Kandi, mau membaca ini?” tanya Bu Arini sambil menunjukkan ponselnya. Kulirik sekilas.

“Bacalah. Ayo!” ujar Bu Arini lagi sambil mengangsurkan ponsel ke tanganku. Ada berita di situ.

Tadi pagi, sekitar pukul setengah tujuh telah terjadi kecelakaan di depan SMU Nusantara, antara pengendara bermotor dan sebuah mobil pikep. Dua siswa SMU yang terluka segera dilarikan ke Puskesmas terdekat. Bla bla bla...

“Ini SMU tempat ayah mengajar, Bu?” kataku spontan.

“Benar,” jawab Bu Arini. “Ayahmu jadi guru apa di situ?” lanjut tanya Bu Arini.

“Guru BK, Bu,” jawabku lagi.

“Nah, Kandi. Ayahmu masih mengurusi kecelakaan tadi, karena korbannya siswa SMU tempat ayahmu bekerja. Makanya...”

Makanya ayah nggak datang, hatiku melanjutkan ucap Bu Arini. “Ayahmu terlambat, tadi beliau sudah ngebel wali kelas 6A.”

Tangisku terhenti seketika. Ayah tidah berbohong ternyata!

“Kandi, kamu termasuk anak yang beruntung. Lihatlah Adinda, Wasito, orang tuanya sudah tiada. Beberapa kawanmu juga ditinggal bekerja di luar kota. Mereka tetap tegar dan tersenyum meski rapornya diambil kakek, nenek, atau bahkan diambil sendiri karena terpaksa.” Lembut suara Bu Arini dalam berkata-kata.

Malu juga mendengarnya!

“Kandi.” Suara yang kukenal menyapaku dari balik pintu. Ayah! Secepat kuberdiri, kuberlari ke arah ayah. Di tangan ayah kulihat sebuah rapor. Ayah sudah mengambil raporku ternyata!

“Maafin, Kandi ya, Ayah? Kandi sudah suuzon tadi,” ucapku lirih.

“Ayah juga minta maaf, karena terlambat.”

Sejenak ayah mengobrol dengan Bu Arini, setelah itu kami pulang. Aku berjanji tidak akan merepotkan ayah lagi mulai sekarang!

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post