Pohon Jati
Tahukah anda dengan pohon jati?Anda pasti sudah mengenalnya bukan?Karena Anda bias menemukannya di mana-mana,terutama di gunung,hutan atau kampung.Waktu kecil dulu,aku sering mendapatinya dipekarangan belakang rumah.Konon pohon ini mahal harganya karena awet digunakan selama puluhan tahun.Kalau mau buktinya bias ditemukan pada bangunan rumah jaman dulu.Biasanya rumah itu disebut rumah limas,joglo atau srotong.Kalau bangunan rumah sekarang sudah jarang menggunakan jenis kayu ini karena memang butuh biaya yang tidak sedikit alias mehong.
Seiring berjalannya waktu, jati-jati dipekarangan rumahku dipotong satu demi satu.Bukan tanpa alasan pohon ditebang,tapi memang digunakan untuk membangun rumah kakak-kakakku.Dan ketika aku sudah menikah pohon itupun sudah tiada, yang tersisa yang masih kecil-kecil saja.Tiada rasa iri dalam benakku karena rezki sudah diatur oleh yang Maha Kuasa.Saat itulah terbesit ingin membeli pohon jati sendiri. Siapa tahu bisa membangun rumah dari kayu jati.Pasti punya kepuasan sendiri dong kalau tercapai. Sayang sekali jarang orang yang mau menjual pohon yang mulai langka ini.Kebanyakan memang dipakai sendiri.
Dari hari ke hari selalu berharap ada orang yang menawarkan pohon jati.Hingga suatu saat di media social ada satu orang yang menawarkan.Dan menurutku harganya tidak mahal amat.Berangkatlah aku ditemani suami melihat seperti apa pohonnya.Pohonnya lumayan besar sih,sudah bisa dipotong untuk dibuat rumah.Jumlahnya ada 4 .Kalau ingin nambah juga masih ada stoknya.Itulah kelebihan tinggal di pegunungan.Tinggal hitung pohonnya ada berapa,sudah kebayang tuh fulusnya berapa banyak jumlahnya.Tapi…tempatnya sulit guys dilereng gunung begitu.Jadi membayangkan bagaimana cara mengangkutnya ke rumah.Pasti tambah biaya yang cukup banyak untuk keperluan itu.Hehe…maklum duit pas-pasan tapi pinginnya yang bagus.Aku ini…..sungguh terlalu ya!Tapi.. siapa yang bisa melarangnya coba.Tuhan saja tidak melarangnya.
Karena sudah ada barangnya.Ganti dech acaranya,mencari info harga kayu jati. Mengandalkan masukan dari suami saja tidaklah cukup.Teman sih banyak, pertanyaannya... mereka ngerti gak tentang perkayuan?Kan tidak sembarang orang mengetahuinya. Akhirnya ketemu sudah siapa yang harus jadi advisorku kali ini.Kebetulan rumahnya juga di pegunungan sekaligus dia bisnis kayu juga.Kuceritakan bla bla bla….niatku tadi.Eee…malah dia bilang harganya itu kemahalen.Untung belum jadian dengan yang sono.Dia bilang ,”Sabar dulu bude…biar aku cari informasi barang kali ada yang mau menjual pohon jatinya”.
Seminggu kemudian dapat kabar kalau ada yang mau jual pohon jati.Ini lumayan banyak jumlahnya.Besar kecil sekitar 15 pohon.Dalam hatiku bilang…boleh juga kalau harga cocok.Hari berikutnya aku dan suami ngecek ke sana.Kebetulan tidak begitu jauh rumahnya. Jalannya enak dan letak pohon dipinggir jalan.Kalau dibandingkan dengan yang dahulu itu,harganya jauh lebih murah.
Setelah dengan banyak pertimbangan,akhirnya harga kami sepakati. Alhamdulillah,rasanya plong karena tercapai sudah angan-anganku selama ini. Mudah-mudahan lain hari bisa membeli pohon jati lagi.Selama kita mau mensyukuri nikmatNya pasti akan dimudahkan jalan untuk meraihnya.Aamiin Yaa Robbal ‘Alamiin.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Asiiik...dapet kayu jatiiii...Salam lierasi bu En
iya bula...gak banyak tapi sangat berarti bagi saya...salam literasi juga