Enok Yanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

KECEWA VS MARAH

KECEWA VS MARAH

Oleh : Enok Yanti

SMPN 4 Maja-Kab. Majalengka

Kecewa ataukah marah ? Siapa pun dan di mana pun pasti pernah mengalami kecewa dan marah. Rasa marah timbul karena ada rasa kecewa, sedangkan kecewa muncul ketika apa yang diharapkan tidak sesuai dengan kenyaataan yang kita terima. Menurut saya, orang yang tidak pernah kecewa maupun marah termasuk abnormal, hehehe ....

Seberapa sering kah Anda marah ? Seberapa cerdas kah Anda mengelola marah ? Ada kah Hadits yang memberikan tuntunan ketika marah melanda ? Jawabannya tentu saja ada. Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi SAW, “Berilah saya nasihat.” Beliau shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari).

Arti hadits di atas bukan berarti kita tidak boleh marah, melainkan tidak boleh meluapkan rasa kemarahan tersebut dengan membabi buta. Mengapa demikian ? karena rasa marah merupakan tabiat yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan kita sebagai manusia. Kita boleh marah tetapi tentu saja harus bisa memanage/mengelola ketika rasa marah menghampiri.

Tipe Orang Kecewa dan Marah

Kalau kita perhatikan ternyata ada beberapa tipe orang saat kecewa ataupun marah, diantaranya:

1. Berkata kasar.

Ketika kecewa / marah ada yang langsung diluapkan lewat kata-kata kasar dengan roman muka menakutkan. Tidak jarang fauna penghuni kebun binatang keluar dari mulutnya. Tipe seperti ini, merasa bahwa rasa kecewa dan rasa marah bisa langsung terlampiaskan waktu itu juga, tetapi dampaknya bisa berbahaya diantaranya bisa menyakiti orang di lingkungan sekitarnya. Jadi 2 kali dong dosanya, pertama dosa karena tidak bisa menahan rasa marah; dan yang kedua dosa karena menyakiti hati orang lain meskipun orang kita maki-maki memang bersalah.

2. Berkata kasar dan anggota tubuhnya aktif.

Ketika kecewa atau pun marah ada sebagian orang yang langsung berkata-kata kasar ditambah anggota tubuhnya aktif. Misal, tangannya menempeleng, kaki menghentak-hentakkan lantai atau bahkan barang-barang yang ada di sekitanya ikut terbang karena dilempar. Wah... bahaya juga kalau ada yang seperti itu. Bayangkan bagaimana kalau kita seorang ibu rumah tangga, ketika marah kita melempar piring / gelas sampai pecah. Nanti kalau kita mau makan & minum tidak ada piring & gelas, berabe juga kan?? Masih untung kalau yang rusak hanya piring atau gelas. Kalau barang mewah yang rusak, kita juga yang pusing...

Kalau kita cermati, rugi empat kali dong. Pertama berdosa karena tidak bisa menahan amarah. Kedua menyakiti hati orang lain yang dimarahi, meskipun memang bersalah. Ketiga menyakiti fisik orang lain, karena terkena tamparan atau pukulan (tapi yakin deh yang menampar atau pun memukul sama-sama sakit, hehehe). Terakhir, rugi materi karena harus membeli barang-barang yang rusak karena hantaman tangan si pemarah.

3. Mengumpat dan memaki di belakang.

Ada sebagian orang kalau marah dan kecewa, mereka lampiaskan dengan cara mengumpat dan memaki. Mengumpat dan memaki tatkala orang yang dimakinya tidak ada di hadapan. Lebih unik lagi nih, masa marah bukan di hadapan orang yang dimarahi?? Orang yang dimarahi tidak akan tahu bahwa dia sedang dimarahi atau diumpat. Umpat sana umpat sini, maki sana maki sini, hehehe... (memperhatikannya saja cape apalagi kalau jadi aktor nya).

Wahai sahabat, sadarlah.... Engkau hanya buang-buang energi kalau begini caranya.

4. Diam seribu bahasa.

Sahabat, ada orang ketika merasa kecewa ataupun marah dia lampiaskan dengan cara diam. Sikap demikian, merupakan salah satu sikap yang dianjurkan oleh Rasulullah. Menurut saya ada sisi baik dan negatifnya dengan sikap diam ini. Sisi baiknya, dia tidak akan menyakiti orang lain. Sedangkan sisi negatifnya, orang yang dimarahi tidak akan tahu bahwa dia sedang dijadikan objek kemarahan dan rasa kecewa. Akhirnya orang tersebut akan lagi... dan lagi ... berbuat hal yang bisa membuat orang lain marah karena dia merasa tidak bersalah dan tidak membuat orang lain marah. Tapi yakinlah, ketika orang lain tahu karakter Anda suka diam seribu bahasa jika sedang marah maka orang lain akan mulai introspeksi pada dirinya sendiri atau langsung konfirmasi.

5. Diam seribu bahasa dan berlinang air mata.

Tipe seperti ini merupakan orang yang paling menderita sedunia, hehehe... ketika mendapat kekecewaan dan rasa marah, dia tidak bisa mengungkapkan rasa kecewa dan marah tersebut dalam kata-kata yang halus sekalipun. Dia hanya bisa mengungkapkan rasa kecewa dan marah lewat deraian air mata. Mungkin saja orang lain tidak bisa melihat uraian air mata tsb (karena ngumpet terlebih dahulu), tapi dalam lubuk hati yang paling dalam dia mengharapkan perhatian dari lingkungan sekitarnya. Perhatian bukan dengan langsung mengintrogasi kenapa dia berlinang air mata. Jika langsung diintrogasi, jangankan bisa menjawab berkata-kata pun tidak bisa. Tipe orang seperti ini, raihlah dia dengan cara dipeluk sayang (ini kalau terhadap suami/istri/anak-anak/orang tua /saudara kita, kalau bukan muhrim jangan...) sehingga merasa nyaman. Barulah ketika sudah terlihat nyaman, diajak berkomunikasi dari hati ke hati.

6. Berpura-pura tidak kecewa dan tidak marah.

Hebat kalau ada di antara kita yang bisa memperlihatkan tidak kecewa dan tidak marah walaupun sebenarnya benar-benar kecewa dan sangat marah. Tapi tidak cukup dengan hanya berpura-pura, tapi apa yang dilakukan oleh orang lain yang membuat kecewa dan marah dianggap tidak ada dan tidak pernah ada, Subhanallah....

Tips Menanggulangi Rasa Marah

Sahabat, bagaimana kalau rasa marah terlanjur menghampiri kita ? Ada beberapa tips untuk menanggulangi rasa marah, diantaranya yaitu :

1. Membaca ta’awudz.

Bacalah Ta’awudz ketika rasa marah menghampiri kita, yaitu dengan ucapan “A’udzubillahi minasy syaithanir rajiim”. Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”. Kita harus senantiasa berlindung kepada Allah dari godaan syetan. Mengapa dari godaan syetan ? ketahuilah wahai sahabat, marah merupakan salah satu perbuatan syetan maka hendaklah kita berlindung kepada-Nya.

2. Selalu mengingat besarnya pahala untuk orang yang bisa menahan luapan marahnya.

Sahabat, ingatlah bahwa menahan luapan amarah berpahala. Jika senantiasa mengingat hal tersebut, Insyaallah kita memilih memperoleh pahala dengan tidak meluapkan amarah.

3. Mengambil sikap diam, tidak berbicara.

Mengambil sikap diam dan tidak berbicara merupakan salah satu cara menghindari luapan amarah. Ketika amarah sedang memuncak diam lah sehingga terhindar dari perkataan yang kotor. Diam untuk mengalah lebih berharga daripada memikirkan menang dalam perdebatan yang panas. Bila perasaan marah sedang memuncak diam lah untuk sesaat, ambil tarik nafas panjang. Setelah fikiran rileks dan tenang, barulah untuk berbicara dengan keadaan yang lebih baik.

4. Duduk atau berbaring.

Rasulullah SAW pernah menasihatkan, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad, Shohih).

Hadits tersebut mengisyaratkan bahwa ketika kita marah dalam keadaan berdiri maka duduklah. Jika dengan duduk rasa marah belum hilang maka berbaringlah. Nah, kalau sudah berbaring masih saja marah hendaknya mengambil air wudhu kemudian sholat. Insyaallah, rasa marah akan hilang. Kalau pun tidak hilang, mudah-mudahan berkurang rasa marahnya berkat wudhu dan sholat tadi.

5. Memikirkan betapa jeleknya penampilan apabila sedang dalam keadaan marah.

Pernahkah sahabat memperhatikan wajah orang yang sedang marah ? Kalau jawabannya pernah, pasti Anda akan bergumam wajah orang tersebut jelek. Wajah yang tampan atau cantik sekali pun kalau sedang marah tetap saja terlihat jelek. Mengapa jelek ? jawabannya ketika sedang marah tidak jarang memasang wajah sangar dengan warna merah padam, mata melotot, ditambah dengan mulut monyong karena mengumpat, hiiih.... serem.

Nah, seperti itulah wajah sahabat ketika marah. Jadi simpan saja rasa marah, ganti dengan senyuman manis meski hati bergejolak.

6. Meninggalkan berbagai bentuk celaan, makian, tuduhan, laknat dan cercaan karena itu semua termasuk perangai orang-orang bodoh.

Bodoh tidak hanya diidentikkan dengan tidak bisa membaca, menulis ataupun berfikir. Orang yang pandai mencela, memaki, menuduh, melaknat dan mencerca juga termasuk orang bodoh. Marilah kita selalu mengingat agungnya pahala ketika bisa memaafkan orang bodoh tersebut.

Tips Menanggulangi Rasa Kecewa

Tips menanggulangi rasa kecewa bisa dilakukan dengan cara:

1. Keluarkan keluh kesah kita dengan cara sharing dengan orang yang bisa kita percayai, misalnya keluarga, sahabat, atau orang yang ahli di bidangnya. Lebih manjur kalau kita berkeluh kesah kepada Sang

Pembolak Balik Hati. Semoga bisa menjadi ringan beban di hati dan terhindar dari penyakit stres, aamiin. Sahabat, tidak sedikit yang berkeluh kesah malah di medsos misalnya di FB, Twitter, Instagram, Path. Kasihan ya, seantero jagad jadi tahu keluh kesah kita dan belum tentu teman medsos tersebut bisa membantu malah mencibir di belakang layar, hehehe... (Jadi, cerdas lah untuk mencari teman sharing).

2. Menumpahkan rasa kecewa dengan cara menulis. Dengan menulis diharapkan rasa kecewa bisa tersalurkan atau mungkin bisa terlampiaskan. Insyaallah lebih bermanfaat menulis daripada bersungut-sungut, ya sahabat ...

Akhirnya penulis hanya bisa berharap bahwa ketika mengalami rasa kecewa dan ujung-ujungnya marah kita bisa mengendalikan diri. Seperti yang tertuang dalam hadits Rasul, bahwa “Orang yang kuat bukanlah orang yang pandai bergulat / berkelahi, tetapi orang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan hawa nafsunya”. Berbahagia lah ketika kita sudah menjadi “orang kuat”. Semoga coretan ini bisa menjadi Ibroh bagi kita semua, aamiin. Wassalam...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

MARAH.....KAPAN PANTASNYA???

23 Nov
Balas

satu lagi bu cara melampiaskan marah, ambil makanan pedasss,terasa tuh pedasnya di mulut dan lidah.Makaaa..berfikirlah,seperti ini rasanya jika yang pedas2 masuk di mulut, seperti apa pula jika yang pedas itu keluar dari mulut,masuk kuping,terus ke hati si pendengar,duuuuhhh.. He..he...maaf bu,just kidding..

23 Nov
Balas

Hehehe.....patut dicoba bu. Sepertinya seru tuh... (ide brilian, ibu memang top). Kalau terlalu pedas, mulut pun berasap....hehehe

23 Nov

Aamiin... menanti hikmah yang luar biasa. Hehe...iron come back ? Bahasa planet...

23 Nov
Balas

Nah...bisa jadi satu artikel, ya pa. Judulnya "Marah...kapan pantasnya"...

23 Nov
Balas

Aduh, wilujeng sumping wa Ayum... Akhirnya.... mari kita berkarya... Semangaaaatttt.... hehehe

23 Nov
Balas

Betul sekali "Bapak/Ibu" Media Dakwah Islam... Ketika energi terkuras habis, akhirnya kita tidak akan bisa produktif... salam juga dati Majalengka.... hehehe

23 Nov
Balas

Eit....itu Mah Alan sudah bisa menulis 24 kata pacahal tidak dalam keadaan marah. Kalau sedang marah tidak usah dibunyikan lewat omelan-omelan tapi ditulis langsung. Insyaallah bisa satu artikel jadi...hehehe. Insyaallah kalau sdh terkenal sebagai penulis, penerbit akan mencari sendiri, hehehe...

24 Nov
Balas

Insysalloh semuanya afa hikmahnya, ALLOH Mahatahu. Istoqomah itu lebih sulit daripada maunat. Sukses mi... abi nj iron come back....

23 Nov
Balas

Rasa kecewa terbalas dengan karya umi.

23 Nov
Balas

Rasa kecewa terbalas dengan karya umi.

23 Nov
Balas

Marah hanya menghabiskan energi yah Bu Enok. Wilujeng tepang di "Dumay". Terus berkarya... Salam dari Bogor

23 Nov
Balas

Marah hanya menghabiskan energi yah Bu Enok. Wilujeng tepang di "Dumay". Terus berkarya... Salam dari Bogor

23 Nov
Balas

Marah hanya menghabiskan energi yah Bu Enok. Wilujeng tepang di "Dumay". Terus berkarya... Salam dari Bogor

23 Nov
Balas

Marah hanya menghabiskan energi yah Bu Enok. Wilujeng tepang di "Dumay". Terus berkarya... Salam dari Bogor

23 Nov
Balas

Inginnya bisa menumpahkan kemarahan dan kekecawaan dengan menulis, tapi ternyata menulis itu susah Umi .Apalagi tulisannya bisa menghasilkan uang, itu lebih sip lagi..heee

24 Nov
Balas



search

New Post