MENEMUKAN HARTA KARUN

Oleh: Enung Kartini

Setelah sekitar lima bulan lebih banyak tinggal di rumah, banyak peristiwa yang saya lalui. Peristiwa yang tidak terjadi saat keadaan normal. Pertengahan bulan Maret adalah awal diberlakukannya aturan WFH (WorK From Home). Saat itulah dimulai sesuatu yang betul-betul baru terjadi, baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Seluruh pekerja dari berbagai sektor pekerjaan diinstruksikan secara nasional untuk bekerja dari rumah. Tidak terkecuali guru.

Di bulan pertama ada di rumah sungguh perasaan takut dan tertekan menguasai hati ini. Di satu sisi kita merasa sangat takut dengan wabah yang menyebar, di sisi lain kita merasa tertekan berada di tempat yang sama untuk waktu yang lama. Aturan-aturanpun di awal berlakunya sangat merepotkan.

Guru harus bisa menyesuaikan diri dengan keadaan. Mulai “belajar” bagaimana mengajar dari rumah dengan sistem pembelajaran jarak jauh. Mungkin ada sebagian guru yang awalnya tak peduli dengan perkembanngan teknologi informatika, kini dipaksa mempelajarinya.

Kini semua sudah biasa dengan kegiatan webinar, zoom meeting, atau google meet. Bahkan yang biasanya malas ikut seminar-seminar, sekarang banyak mengikuti webinar. Alasannya karena tidak perlu berangkat kemana-mana. Webinar bisa sambil melakukan apa saja di rumah.

Bagi saya pribadi kegiatan webinar sungguh sangat menguntungkan. Ilmu datang ke rumah tanpa harus bermacet-macetan di jalan atau berpanas-panas di jalanan. Semakin lama-lama semakin menyenangkan berada di rumah karena sudah menemukan cara bagaimana mengisi waktu dengan baik. Mulai bisa menata, kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan. Baik kegiatan sebagai guru, sebagai wali kelas, sebagai ibu rumah tangga atau sebagai tetangga bagi tetangga kita. Kerja di rumah kita tidak perlu memikirkan besok memakai pakaian mana, yang penting bersih dan rapi, memakai daster juga oke. Sepatu tak perlu memikirkan mana yang cocok dengan pakaian. Begitupun tas. Dan aksesorisnya. (Emang dasar perempuan ya He he he…). Pokoknya sekarang suka-suka sendiri saja. Pakaian kerja, sepatu, tas, aksesoris semua “diistirahatkan”.

Tetapi karena besok ada undangan dari sekolah untuk pembinaan dari Pengawas, maka mulailah malam ini saya menentukan besok mau memakai baju yang mana, sepatu, dan tas yang mana --lagi-lagi ini cewek banget ya..ha ha ha--. Ketika sedang membongkar-bongkar kembali penyimpanan barang-barang tersebut, saya merasa banyak kejutan. Saking lamanya tidak ke mana-mana saya lupa memiliki barang-barang yang ditemukan malam ini. Saya seperti menemukan harta karun. Oh ternyata saya mempunyai sepatu warna ini, oh ternyata ada tas hadiah dari ortu siswa yang belum dipakai. Oh ternyata baju ini adalah baju seragam hari Rabu, dan sebagainya. Jadi ada keasyikan ketika memasang-masangkannya kembali.

Sambil membersihkan barang-barang tersebut tanpa terasa mataku berkaca-kaca bukan hanya karena sudah lama tidak memakai pakaian ini tapi lebih karena rindu suasana bekerja di tempat kerja (sekolah). Pakaian ini mengingatkan saya pada semua yang ada di sekolah. Rindu celoteh para siswa. Rindu ekspresi mereka ketika kugoda bahwa anak yang cerdas itu banyak yang naksir. Aaah rindu segalanya.

“Harta karun”ku, semoga kita cepat kembali melangkah bersama menuju tempat persemaian berjuta kebaikan untuk tunas-tunas kehidupan masa depan. SEKOLAH.

Salam literasi

Bandung, 28 Juli 2020

Gambar diambil dari:https://id.rbth.com/discover_russia/2017/05/15/lima-harta-karun-legendaris-yang-terpendam-di-rusia_zyx762629