Dra. Enung Kartini, M. Pd.

Sebagai guru adalah sebuah anugerah dari Allah yang harus saya jaga keamanahannya. Guru BK adalah tugas yang saya emban. SMP Negeri 2 Cileunyi Kab. Bandung menj...

Selengkapnya
Navigasi Web
PEMENANG ATAU PECUNDANG (Bag. 3)

PEMENANG ATAU PECUNDANG (Bag. 3)

PEMENANG ATAU PECUNDANG

Oleh: Enung Kartini

“Betul Bu kita semua pemenaaaang......kecuali Adon ha ha ha.....” kembali Dinda diiringi gelak tawa teman-temannya. Kali ini Adon melotot ke Dinda dan mimik mukanya tidak senang.

“Dinda ngapain maneh ngurusan aku? Rek jadi pecundang rek jadi pemenang kumaha aing we!!” kata Adon marah.

Syifa cepat-cepat menengahi.

“Sudah sudah anak-anakku, kalian bagi Ibu adalah pemenang...”

“Ibu bohong, pasti dalam hatinya Ibu juga bilang aku pecundang khan?” tiba-tiba Adon menohokku dengan pertanyaannya.

“Mengapa kamu berkata begitu?” tanya Syifa

“Pastilah” jawab Adon dengan membuang muka.

Syifa merasa perlu melanjutkan tanya jawabnya dengan Adon. Tentu tidak di kelas. Banyak hal yang mengusik hati Syifa untuk mengetahui lebih jauh siapa Adon sebetulnya. Selama ini Syifa sering mendengar cerita2 tentang Adon dari pembicaraan guru-guru di ruang guru. Sebagian besar guru menilai Adon anak bermasalah bahkan ada yang mencap “anak nakal”. Syifa tidak merasa Adon sebagai anak yang nakal, karena bagi Syifa tidak ada anak yang nakal, mungkin yang ada adalah anak yang tidak tahu arah. Jadi perlu diarahkan oleh guru agar perilakunya tidak “nyasar”. Menurut rekan-rekan guru yang ngajar di jam pertama Adon sering terlambat masuk kelas, tidak pernah ikut membaca Al Quran, menurut guru-guru yang ngajar di jam terakhir Adon sering pulang sebelum waktunya. Kalaupun bertahan sampai akhir jam pelajaran pasti ada saja kejadian yang menimpa teman-temannya. Ada yang sakit ditendang kakinya oleh Adon, ada yang pensilnya hilang karena “dipinjam” Adon. Bahkan pernah hilang sepatu yang memang di kelas ini pada disimpan di rak sepatu di luar kelas karena kelasnya berkarpet. Dan besoknya sepatu itu ditemukan di atas genting. Ketika teman-temannya bertanya kepada Adon siapa yang melempar sepatu itu ke genting, Adon hanya cengar cengir sambil berlalu, atau mengatakan “rasain lo kalo macem-macem sama aku”. Dan banyak lagi perilaku Adon yang membuat pusing wali kelas, PKS Kesiswaan dan pengurus kelasnya. Syifa juga melihat “keistimewaan” Adon dibanding siswa yang lainnya, tapi untuk kegiatan BK dia selalu hadir dan tidak pernah melakukan yang dia lakukan di pelajaran lain. Oleh karena itu Syifa tidak cepat-cepat “memanggil” Adon untuk diajak bicara. Tetapi setelah kegiatan bimbingan klasikal dengan materi kali ini, Syifa merasa terdorong untuk mengajak Adon bercerita.

Ternyata Adon merespon ajakan Syifa untuk bercerita lebih lanjut setelah kegiatan di kelas tadi. Ketika teman-temannya bubar dari kelas dan langsung berhamburan menuju pintu gerbang sekolah. Adon balik kanan menuju ruang BK. Syifa mengajak Adon ngobrol di luar ruang BK. Di tembok teras yang berbentuk tempat duduk. Dengan suasana yang lebih lengang, karena sebagian besar siswa sudah pulang, Adon merasa nyaman untuk bercerita.

“Tidak apa-apa kamu pulang lebih lambat dari biasanya?” Syifa membuka percakapan.

“Ga pa apa Bu biasanya juga ke rumah lebih telat lagi he....” malu-malu menjawab pertanyaan Syifa. Syifa merasa beda banget Adon yang diceritakan rekan guru dengan Adon yang sekarang di hadapannya. Bukan kah Adon itu kalau bicara wajahnya menantang? Koq ini tertunduk terus?....Ah anakku Adon. Bisik Syifa dalam hatinya.

“Don...”

“Ya, Bu?”

“Mengapa tadi kamu punya pikiran bahwa Ibu juga mempunyai penilaian yang sama dengan teman-temanmu bahwa kamu itu pecundang?” pertanyaan yang sejak tadi ingin disampaikan akhirnya keluar dari mulut Syifa.

“Pecundang itu orangnya suka mencari alasan untuk membenarkan kelakuannya yang salah ya Bu?” Adon mencoba menerangkan dengan bentuk kalimat pertanyaan.

“Ya tepat sekali....” jawab Syifa

“Nah aku tuh gitu Bu” kata Adon

“Kata siapa begitu?” tanya Syifa

“Kata teman-teman dan guru-guru” jawab Adon sambil menunduk

“Ibu ini guru lho, tapi Ibu tidak menilai kamu begitu koq” Syifa ingin Adon mengerti

“Iya gitu?” Adon terlihat ragu

“Iya”. Dengan tegas Syifa katanya kata Ya, agar Adon tahu bahwa dia tetap menilai positif dirinya.

“Oh berarti kecuali Ibu. Makasih ya Bu”. Entahlah apakah dia mengatakan itu dengan keyakinan penuh atau hanya untuk cepat-cepat mengakhiri pembicaraan. Diakhir pembicaraan Syifa mengatakan kepada Adon bahwa apapun yang dikatakan orang lain kepadanya dia tetap punya pilihan mau menjadi pemenang atau pecundang dan Syifa katakan bahwa Syifa percaya kalau Adon bisa jadi pemenang. Syifa tidak pernah mencap Adon sebagai seorang pecundang.

Bersambung... .

Salam literasi

Bandung, 30 Maret 2021

Gambar diambil dari: https://www.kompasiana.com/syarif1970/54f36139745513a32b6c72c3/pemenang-apa-pecundang-bedanya-cuma-di-action?page=all

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Kereeen

31 Mar
Balas

Terima kasih...Sukses selalu

03 Apr

Keren buk Enung... Kadang kenakalan siswa, karena stigma negatif dari teman2nya, dan di amini oleh guru... Semoga ini semua merubah cara pandang kita kepada siswa, yang sebenarnya membutuhkan perhatian dan kasih sayang.... Sukses selalu

31 Mar
Balas

Benar sekali Pak Burhan...Terima kaish sudah berkunjung....Sukses selalu

03 Apr

Keren menewen bunda. Lanjutkan dengan karya berikutnya agar terwujud buku tunggal kumpulan cerita pendek. Terimakasih telah setia mengunjungi sriyonospd.gurusiana.id untuk saling SKSS.

31 Mar
Balas

Terima kasih suportnya Pakde...Sukses selalu untuk Pakde...Salam literasi

03 Apr

Cerita yang keren bu Enung. terus berkarya dan sukses selalu.

31 Mar
Balas

Terima kasih Bu apresiasinya...Sukses selalu untuk Ibu...

03 Apr



search

New Post