REMAJA INSPIRATIF

REMAJA INSPIRATIF

NAZWA SUCI RAHMANI

Oleh: Enung Kartini

Dua tahun sudah pandemi terjadi. Diawal terjadi, begitu banyak sisi kehidupan yang berubah drastis, bahkan sampai sekarang. Saat ini kehidupan belum normal. Mungkin tak akan pernah seperti dulu lagi. Segalanya harus disesuaikan dengan keadaan. Mau tidak mau. Suka tidak suka. Banyak hal yang menjadi tekanan hidup. Sektor ekonomi melemah. Sektor pendidikan tersendat. Sektor pariwisata tak menggairahkan seperti biasanya. Begitu banyak kesedihan dan kebingungan dialami oleh hampir semua orang dari berbagai kalangan, termasuk di dunia pendidikan. Bagaimana tidak bingung dan sedih? Guru dan siswa kehilangan kesempatan untuk berinteraksi secara langsung. Kalaupun tetap ada interaksi secara virtual, efektivitasnya tidak seperti kalau interaksi tatap muka.

Penggunaan gawai sebagai sarana belajar, tidak sepenuhnya memenuhi harapan. Bahkan begitu banyak siswa yang menggunakan kesempatan ini untuk memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan. Dengan alasan mengerjakan tugas-tugas sekolah mereka berselanjar di dunia maya dengan gawainya untuk menemukan hal-hal negatif. Begitu mudahnya informasi masuk rumah melalui teknologi informasi. Ini sangat mempengaruhi kehidupan remaja yang notabene adalah pelajar.

Sistem yang tidak teratur memuat pola interaksi antara remaja dan lingkungannya menjadi tidak stabil. Banyak dari remaja yang tidak produktif lagi, anak-anak bahkan para remaja memanfaatkan banyak waktunya dengan bermain, malas belajar dan sekolah karena tidak sistematisnya pola pembelajaran di lingkungan sekolah saat ini. Tak heran pandemi ini menimbulkan masalah sosial yang baru yaitu semakin meningkatnya kenakalan remaja di tengah masyarakat.

Ditengah hiruk pikuk dan hingar bingar kehidupan remaja yang semakin tak terkendali, saya menemukan seorang remaja putri yang bisa dijadikan contoh panutan. Bagaimana dia menyikapi keadaan (masa pandemi ini), bagaimana dia mengisi waktu dengan sesuatu yang positif dan bagaimana dia menggali bakat dan potensi diri menjadi sesuatu yang bernilai. Semoga cerita tentang remaja yang satu ini akan memberikan motivasi bagi remaja lainnya.

Nazwa Suci Rahmani Nama yang cantik secantik orangnya. Terlahir sebagai anak bungsu dari pasangan suami istri Bapak Drs. H. Mumu Abdurrohman, M. Pd. dan Ibu Dra. Hj. Imas Kurniati, M. Ag. Kedua orang tuanya adalah pendidik. Ayah seorang dosen dan Ibu seorang guru. Nazwa, begitu biasa dia disapa mengisi hari-harinya dengan berbagai kegiatan yang menarik dan tidak membosankan. Disamping tugas belajar, Nazwa yang kini duduk di kelas 10 MAN 1 Kota Bandung , dia juga mempunyai kegiatan yang tidak banyak remaja menekuninya. Apa saja kegiatannya?

1. Membuat pakaian rajutan. Yang menarik dan mengagumkan dari kegiatannya ini karena diawali dengan ketidakbisaannya merajut. Dia mengaku awalnya betul-betul tidak bisa merajut. Jangankan merajut baju katanya, merajut benda-benda kecil saja tidak bisa. Tapi karena keinginan nya untuk bisa sangat besar, maka dia dengan tekun belajar. Lebih menarik lagi kaena belajarnya autodidak (belajar sendiri). Remaja putri yang cantik ini memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dengan sangat cerdas. Melalui Youtube, Instagram atau Tiktok, Nazwa mempelajari bagaimana cara merajut. Betul-betul belajar sendiri dari nol. Usaha yang serius, tekun dan sabar membuahkan hasil yang manis berupa karya-karya rajutan yang cantik. Pelajaran yang bisa kita ambil, “Tidak ada kata tidak bisa bila kita mau belajar dan tekun mempelajarinya”

2. Kreativitas lainnya yang dia kerjakan adalah membuat karya kerajinan tangan berupa konektor masker manik-manik. SMART! Yups, smart kata yang tepat untuk remaja putri seperti ini. Disaat remaja seusianya bingung dengan keadaan pandemi ini, dia terpikir untuk membuat sesuatu yang sangat berguna untuk mendukung pelaksanaan protokol kesehatan. Dan imbas positifnya dia menerima banyak pesanan baik dari saudara, teman dan konsumen lainnya. Tentu bukan dipesan gratis ya. Pelajaran apa yang bisa kita ambil? “Berkaryalah, rizki insya Allah mengikutimu”

3. Hobi menggambar membawa Nazwa untuk menggambari apa saja benda yang ada di sekitarnya. Karena dilakukan dengan segenap rasa senang, maka bagi Nazwa menggambar adalah kegembiraan dan hiburan. Ketika merasa bosan dengan warna pintu kamarnya yang itu-itu saja maka jiwa seninya menuntut dia untuk mengambil cat dan kuas. Selanjutnya tangan lentik nan cantik menggoreskan cat warna warni dengan kuas sebagai alatnya. Hasilnya, pintu kamar sang remaja putri menjadi cantik, indah dipandang mata. Nasib yang sama baiknya dialami oleh phonecell yang dia miliki, berhias lukisan tangannya. Pelajaran yang bisa kita dapat. “Benda di s ekitar kita bisa menjadi sahabat sejati orang kreatif menuangkan idenya.”

4. Krestivitas menyenangkan lainnya yang Nazwa buat adalah membuat cincin dari clay. Hasilnya lucu-lucu dengan warni-warni ceria. Mungkin selintas terlihat seperti mainan anak kecil, tapi kalau melihat hasilnya, ini memperlihatkan daya imajinasi yang bagus. bentuk cincin yang unik dan menarik. Pelajaran yang bisa diambil, “Tidak ada kreativitas yang sia-sia, semua membuat kreatornya berbeda dari yang lain”

5. Selain empat keterampilan di atas, ternyata Nazwa juga bakat bisnisnya keren juga. Idhul Fitri yang baru lalu merupakan saat dimana Nazwa mengembangkan jiwa usahanya dengan menjual hampers lebaran. Hampers lebaran gaya remaja dengan ciri khas unik, lucu, tidak terlalu mahal. Pelajaran yang bisa kita dapat, “Dimana ada kesempatan berkarya di situ ada peluang usaha”

Pemanfaatan teknologi informasi ternyata bukan hanya untuk menuntut ilmu-ilmu keterampilan yang sekarang dia miliki, tetapi juga dimanfaatkan untuk menjual hasil-hasil karyanya. Nazwa sudah menjual hasil karyanya dengan memanfaatkan Market Place yang ada. Keren bukan?

Nazwa adalah salah satu dari sekian banyak remaja yang ditakdirnya mengalami masa sulit ini. Masa dimana semua orang bekerja di rumah. Nazwa juga mengalami hal sama dengan remaja lain yang merasa bosan di rumah, pelajaran banyak tidak dimengertinya, tidak ada kesempatan berinteraksi dengan teman dan berbagai ketidaknyamanan lainnya. Walaupun keadaan seperti itu bagi Nazwa tidak ada alasan untuk menyesali keadaan. Sebaliknya dia berusaha mengisi hari-harimya dengan kegiatan yang menyenangkan, berguna dan bahkan menghasilkan uang.

Kalau Nazwa bisa, tentu remaja lainnya pun akan bisa. Syaratnya berkemauan, tekun, sabar dan lakukan.

Salam literasi,

Bandung, 11 Juni 2021

Gambar: Dokumentasi pribadi Nazwa Suci Rahmani

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Dra. Enung Kartini, M. Pd.

REMAJA INSPIRATIF

Komentar

Explore

All Categories

New Post

Dra. Enung Kartini, M. Pd.

REMAJA INSPIRATIF

Komentar

Explore

All Categories

Explore

All Categories

New Post

Tentang Gurusiana

Tambah Poin Gurusiana