Perceraian Siti
Belum kering piring dan mangkok yang digunakan untuk pesta pernikahan Siti. Anak perempuan satu-satunya dari pasangan almarhum Ahmad dan Jumi harus merelakan perceraian dengan suaminya. Hanya hitungan hari pernikahannya. Tidak sedikit pun ia menyangka akan berakhir setragis ini.
Photo-photo pernikahannya baru selesai dicetak dan ada beberapa ukuran besar yang belum selesai. Masih banyak rumah keluarganya dan keluarga besar suaminya yang belum didatangi, ngelencer dalam istilah orang kampung Siti. Mengenalkan pasangan ke keluarga masing-masing. Tradisi turun menurun di keluarganya.
Suasana bahagia pengantin baru harus menjadi kepahitan sepanjang hidupnya. Dunia terasa berhenti berputar, langit terasa runtuh tepat di kepalanya. Gemetar seluruh tubuhnya. Tak kuasa ia membayangkan kejadian berbulan-bulan yang lalu. Persiapan pernikahannya yang menguras tenaga dan fikiran. Tetapi kini ia dihadapkan dengan kehadiran seorang wanita muda berparas cantik meminta pertanggungjawaban suaminya. Wanita itu datang dengan kondisi hamil tujuh bulan, menjelaskan anak yang di dalam kandungannya merupakan anak suaminya.
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Bagus, Bun. Salam literasi.
Trm ksh pak Achmad
Waduh...kasian Siti
Iya bu
Keren pentigrafnya bund... Kasihan Siti..,salam
Trm ksh Bu Elvi.
mantul bu
Trm ksh pak Iwan
Waduhhh ikut prihatin semoga Siti diberi ketabahan, bagus bun pentigrafnya
Aamiin. Trm ksh bu