Rasa Yang Sia-sia
Ratusan purnama telah dilewati
Ribuan hari menoktah mewarnai
Kutau kita menatap rembulan yang sama
Kita berpijak di bumi yang juga sama
Berjuta do'a tersematkan dalam sujudku
Bergetar hati mengeja nama dalam bait pintaku
Buliran bening mengiringi resah rinduku
Kuyakini Engkau kan menjaganya dengan sempurnanya penjagaannMu
Tak kuasa kutahan ia berlalu
Seperti tak mampunya kuenyahkan rasa walau telah berwaktu
Kemanakah ia bersemayam memadu rasa
Kembalikah atau akan hilang selamanya
Mengapa cinta berserpihan luka
Bertabur menusuk perih ke relung jiwa
Dimanakah cerita yang dikisah bersama
Menguap juakah bersama berlalunya masa
Mengapa cinta tiada sapa
Tiada canda renyah tawa
Jenak raga menghitung masa
Hingga usia semakin renta
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kereeen puisinya. Sukses selalu. Salam literasi
Trm ksh pak dede
Sungguh indah puisinya bu
Sarat makna, salam literasi Bu..
Semoga rasanya berubah jadi rasa yang sesungguhnya ya Bu,Salam literasi,Sukses selalu buat Ibu.
Trm ksh bu anni