T2. 13102023

Takdir (2)

Keberanianku untuk menjalani operasi muncul. Dengan penuh keikhlasan dan kepasrahan dan dengan dukungan penuh seluruh keluarga ku yakin dengan keputusanku untuk melaksanakan rekomendasi dokter kami untuk menjalani operasi biopsi.

Jadwal langsung ditentukan untuk operasi biopsi tersebut. Sudah mantap hati tidak lagi takut dan khawatir. Saat semua keluarga memberikan dukungan dan motivasi begitu juga dengan rekan-rekan dan saudara, kekuatan datang tiada terkira. Hari itu aku siap dengan segala resiko yang mungkin ada saat berada di meja operasi.

"Pah, doakan mama operasi berjalan lancar, dan mama bisa sehat walafiat, dan kita bisa bersama sampai tua dan hingga akhir waktu, berat terasa lidah ini berucap, bila terjadi sesuatu dengan mama, mama titip anak-anak," kataku sambil berkaca-kaca air mata ini.

"Mama harus yakin dan semangat, semua akan baik-baik saja," jawab suamiku dengan tenang.

"Kita berdoa semoga Allah SWT mengabulkan doa kita, mama lancar operasinya dan sehat walafiat kembali, aamiin," kata suamiku lagi.

"Aamiin, semoga dimudahkan, lancar dan sehat, aamiin." Jawabku dengan penuh semangat.

Jam menunjukkan pukul 09.:00, saatnya aku masuk ke ruang operasi setelah sebelumnya berganti baju operasi. Bersama perawat dan diikuti suami, aku didorong menuju ruang operasi, diatas tempat tidur sepanjang lorong menuju ruang operasi, aku hanya terus diam sambil tiada henti berdoa dalam hati.