Epiardi Anam

Ranah minang diri terlahir, sikarih kampung kecil, pariaman kotanya, dipanggil diri supaya berarti, bernamalah EPIARDI ANAM, merantau kebanggaan lelaki, singgah...

Selengkapnya
Navigasi Web
BATANG AIR SIKARIH

BATANG AIR SIKARIH

BATANG AIR SIKARIH

Oleh epiardianam

Air adalah sumber kehidupan bagi bumi dan isinya. Kebutuhan hidup banyak tergantung kepada air. Berbicara tentang Batang air (dibaca: sungai kecil) yang berada di korong (Kampung) Sikarih mempunyai banyak kisah atau cerita. Tersebutlah dahulu, pemimpin dan penduduk Korong Sikarih memilih tempat tinggal di tepian Batang Air ini.

Kabar atau cerita yang diperoleh disampaikan secara turun temurun oleh Ninik Mamak atau orang-orang tua sebelumnya. Kenapa Orang (dibaca: Penduduk) Sikarih memilih tinggal di pelosok dan berdekatan dengan air. Padahal masih banyak tempat yang dekat dengan keramaian atau perkotaan dan bahkan para Tetua mereka adalah orang yang disegani dan menjadi kepercayaan Raja pada saat itu

Korong Sikarih dipimpin oleh seorang Kharismatik, bijak dan disegani, yang disebut dengan panggilan ‘Pamuncak’ (Muncak). Muncak adalah pimpinan kaum. Dia adalah sosok ‘Pemagar’ atau Pelindung daerah/korong/kaumnya.

Jabatan Pamuncak (muncak) diteruskan secara turun temurun sesuai dengan tali kekerabatan. Korong Sikarih yang bersuku Mandailiang adalah Korong yang melahirkan Pamuncak/muncak berkarakter yang selalu berada disamping Raja pada saat itu. Raja adalah pemimpin yang membawahi banyak Korong/Kampung.

Pada saat itu, diperkirakan tahun 1940an, Muncak (Pamuncak Raja) Suku Mandailiang (Tigo tungku sajarangan/tigo tali sapilin) yakni Korong Sikarih, Korong Teleng dan Korong Silangkuang,yaitu *Muncak Arsad dengan Raja Picak, Muncak Burhan dengan Raja Lepong, Muncak Khatab dengan Raja Zai dan sekarang (tahun 2023) Muncak Mulyadi dengan Raja Irwan Zulkarnain*.

Bersepakatlah pamuncak terdahulu dengan Sang Raja untuk bersama-sama menjaga kawasan kampung. Sang Raja yang ‘bersinggasana di daerah ‘Barangan’ memerintahkan kepada Sang Pamuncak saat itu untuk menjaga kawasan/perbatasan “Mudik”.

Pendek kisah: Sang Muncak menyanggupinya dan meminta untuk di tempatkan disuatu kampung yang dialiri Sungai (Batang Air). Akhirnya kampung yang ada diperbatasan itu yang menjadi tempat domisili Sang Muncak, dikenal dengan nama Korong Sikarih; kampung yang di aliri oleh Batang Air yang memenuhi kebutuhan segi kehidupan penduduk kampung/korong. Sedangkan Raja Barangan menjaga kawasan “Hilir”( kawasan yang cukup ramai atau bisa disebut perkotaan kecil).

Batang Air Sikarih 10092023

Mohon saran dan masukan jika ada yang 'senjang' (teruntuk ninik mamak dan tokoh adat 🙏)

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post