Ketika Cinta Bersemi Kembali
# Tantangan gurusiana #
# Tantangan menulis hari ke 14 #
Tok..tok ku dengar suara ketukan pintu kamarku, ternyata ibu sambil tersenyum manis.
"Laras, ada Teguh di ruang tamu, lebih baik kamu temui". ucap ibu sambil mengelus rambutku.
"Tapi aku belum siap menemuinya bu, hati ini masih terasa sakit untuk memberi kata maaf" jawabku tanpa terasa air mataku menetes.
Teringat kejadian yang pahit ku alami hidup bersama Mas Teguh. Pertengkaran kami hampir setiap hari. berawal dari kelahiran putra kembar kami. Raka dan Raki. Mereka berusia 3 bulan, artinya sudah selama itu kami pisah ranjang, aku memutuskan untuk hijrah ke rumah ibu. Sebenarnya bukan ini yang ku inginkan, tapi aku ingin menenangkan diri seraya berfikir mau di bawa kemanakah hubungan ini?.
Cinta kami bersemi pada pandangan pertama. Waktu itu setelah pulang dari kantor sahabatku Yohana mengundangku makan siang bareng. Ternyata di sana ada Mas Teguh. Yohana mengenalkannya padaku. Sejak peertemuan itu mas Teguh sering menelponku, sekedar menanyakan kabarku atau sekedar mengingatkanku jam makan siang. Ia sering mengajakku makan siang pada saat jam istirahat. Jujur, aku pun suka dan nyaman berada di dekatnya. Dia sosok laki-laki yang ku idamankan. Secara financial dan body face luar biasa menurut penilaianku. Mas Teguh menduduki jabatan yang cukup penting di kantornya. Perusahaan tempatnya bekerja adalah perusahaan ternama di kota ku. Sementara aku hanya karyawan biasa, wajar aku merasa bahagia bisa menjadi kekasihnya .Latar belakang pendidikanku hanya tamatan Sekolah Menengah tingakat Atas (SMA). Hingga akhirnya kami memutuskan untuk menikah. Hubunga ku di keluarga Mas Teguh sangat baik, orang tua Mas Teguh sangat penyayang dan perhatian pada kami.
Setelah menikah, Kami mencoba belajar hidup mandiri. Tinggal di rumah pembelian Mas Teguh sedari bujangan. Rumahnya besar, bersih dan nyaman. Kebahagiaan kami makin bertambah, aku hamil, menurut perkiraan dokter anak kami kembar laki-laki. Mas Teguh sangat senag sekali karena sebentar lagi dia akan menjadi seorang ayah, begitupun dengan keluarga besar kami. Kasih sayang mas Teguh selalu tercurah padaku. Setia menemaniku dan memenuhi semua keinganan selera makanku.
Ketika putra kembar kami lahir, aku mulai kerepotan mengurusnya. Ini membuatku frustasi, aku bingung dengan bayiku sendiri. Wajar, ini pengalaman pertamaku menjadi seorang ibu .Akhirnya aku memutuskan meminta Mas Teguh mencarikan baby sitter untuk membantuku.
" Mas, Aku butuh seorang baby sitter untuk membantuku" permintaanku pada Mas Teguh.
Tapi bukan anggukan yang ku terima tapi penolakan dari Mas Teguh. Alasannya itu terlalu berlebihan, singkatnya Mas Teguh menolak karena tidak mau melibatkan orang lain dalam mengasuh si kembar. Akhirnya kami pun bertengkar malam itu.
Bersambung....
Bengkulu, 14 Februari 2020
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ditunggu lanjutannya...
m
m
siap yunda