Eri Anita Mukminati, S.Pd

Tinggal di kota kelahirannya di Cilacap. Ibu dari 3 orang anak bernama Faiz, Ayi, dan Muthia. Lulusan D2 PGSD di UNS Surakarta yang kemudian mengambil S1 ...

Selengkapnya
Navigasi Web
Tak Disangka Menjadi Guru

Tak Disangka Menjadi Guru

Tantangan Menulis Hari Ke-4

Dulu, cita-citaku bukanlah menjadi seorang guru. Di bangku SMA, aku termasuk siswa yang berprestasi. Tawaran untuk melanjutkan kuliah datang dari berbagai perguruan tinggi melalui jalur PMDK. Salah satu diantaranya datang dari perguruan tinggi negeri di Kota Semarang. Dengan penuh keyakinan karena nilaiku yang selalu bagus dan postur tubuh yang memenuhi syarat, aku mengisi formulir untuk melanjutkan kuliah mengambil jurusan S1 Hiperkes (Higienis, Keperawatan, dan Kesehatan).

Hari yang ditunggu-tunggu telah tiba. Kuterima sebuah amplop putih berisi pengumuman penerimaan mahasiswa baru melalui jalur PMDK. Dengan hati berdebar kubuka dan kubaca isi amplop tersebut. Betapa terkejutnya hatiku, ketika isi amplop tersebut tidak sesuai harapanku. Tertulis dengan jelas, "Selamat, anda diterima sebagai mahasiswa program D2 PGSD." Dalam hatiku berkata, "Kok bisa, D2 PGSD?? " Tidak terbayang bagaimana sulitnya menjadi guru menghadapi anak-anak kecil, karena akupun kesulitan ketika mengajari PR adik-adikku.

Akupun pulang sambil menangis ketika menyerahkan amplop tersebut kepada kedua orang tuaku. Ayah dan ibuku meminta maaf kepadaku karena tanpa sepengetahuanku, mereka telah menemui guru kelasku dan mengganti formulir yang semula hiperkes menjadi D2 PGSD. Ketika itu memang pendidikan PGSD belum ada yang jurusan S1. Kedua orang tuaku sangat berharap agar aku bisa menjadi guru, sebuah profesi yang sangat mulia menurut mereka. Akhirnya kujalani juga pendidikan guru. Aku tidak mau mengecewakan harapan ayah dan ibuku.

Setelah lulus PGSD, aku mengabdikan diri sebagai guru wiyata bakti di sebuah SD Negeri di kota Cilacap. Disitulah aku merasakan pertama kali menjadi seorang guru kelas yang harus mengajarkan membaca, menulis, dan berbagai hal. Ada kepuasan tersendiri ketika anak didik paham dengan apa yang kita ajarkan. Disitulah mulai muncul kecintaanku terhadap profesi guru.

Dua tahun kemudian, aku pindah mengajar di sebuah sekolah swasta yang cukup favorit di Cilacap. Ketika ada tuntutan jika guru harus berijazah S1, aku segera mengambil kuliah S1 melalui UT. Tidak terasa, kini sudah 22 tahun aku menjadi guru. Pengalamanku juga semakin bertambah ketika baru-baru ini aku mulai bergabung di blog menulis yang semua anggotanya guru-guru yang hebat. Aku harus banyak belajar dari mereka.

Terima kasih untuk ayah dan ibuku, pilihanmu tidak salah untukku. Terima kasih juga untuk rekan-rekan yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepadaku.

Salam literasi

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Luar biasa perjalanan Ibu menjadi guru sungguh berliku ya? Mungkin dahulu terasa ganjil, aneh, nggak asyik. Tetapi sekarang? Pastinya makin menikmati kan?

02 Aug
Balas

Luar biasa. Salam kenal dan salam Literasi...

02 Aug
Balas

Terima kasih. Salam kenal kembali bapak...

02 Aug

Keren, teruslah berkarya untuk mencerdaskan anak bangsa. Salam kenal dan salam literasi

02 Aug
Balas

Terima kasih. Salam kenal kembali....Saya masih harus banyak belajar nih

02 Aug

Keren, teruslah berkarya untuk mencerdaskan anak bangsa. Salam kenal dan salam Literasi

02 Aug
Balas

Terima kasih. Salam kenal kembali bapak....

02 Aug
Balas



search

New Post