ERIEF PRIO WIBOWO, SE

Guru Kejuruan di SMK Negeri 1 Brebes Kab. Brebes Provinsi Jawa Tengah...

Selengkapnya
Navigasi Web
Hakikat Pemikiran KHD Dalam Kegiatan Pembelajaran Guru Di Kelas Pada Pendidikan Vokasi

Hakikat Pemikiran KHD Dalam Kegiatan Pembelajaran Guru Di Kelas Pada Pendidikan Vokasi

1. Tulisan Reflektif Kritis

Di Indonesia pada umumnya dan bagi dunia pendidikan nasional pada khususnya pastilah  akan selalu teringat dengan hari yang sangat penting bagi dunia pendidikan kita, adalah Hari Pendidikan Nasional yang selalu diperingati setiap tanggal 2 Mei, hari penting ini merupakan hari yang selalu diingat sebagai hari kelahiran dari Bapak Pendidikan Nasional Indonesia yaitu Ki Hadjar Dewantara pada tanggal tanggal 2 Mei 1889. Sangatlah besar sumbangsih beliau bagi peradaban pendidikan di Indonesia mulai dari sistem pendidikan hingga semboyan pendidikan yang menjadi fondasi pendidikan di Indonesia. Sebuah konsep filosofis yang telah menjadi dasar Pendidikan di Indonesia yang telah dibawa oleh Ki Hajar Dewantara dalam dinamika Pendidikan di Indonesia, semula merupakan penerapan prinsip pendidikan beliau di Sekolah Taman Siswa di Yogyakarta yang didirikan pada tahun 1922 yakni Momong, Among dan dan Ngemong, yang kemudian dikembangkan menjadi 3 (tiga) prinsip kepemimpinan pendidikan dilingkungan Sekolah menjadi Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani, yang kemudian menjadi dasar konsep dalam dinamika Pendidikan yang diterapkan secara Nasional.

 

Semboyan Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani yang sudah dikenal luas di Indonesia sebagai semboyan pendidikan, sejatinya semboyan ini mencakup berbagai aspek yang lebih luas dan dalam yaitu mengenai hakikat bagi seorang pemimpin dan penggerak perubahan. Dalam konteks Pendidikan Nasional, maka secara lebih spesifik ditujukan kepada bagiamanakah konsep ketauladanan bagi seorang guru yang memberikan pembelajaran dan bimbingan kepada peserta didiknya untuk menjadikan seorang manusia mandiri, berbudi luhur, dan tujuan lainnya dari pendidikan nasional. Ketiga prinsip tersebut merupakan sebuah konsep yang utuh dan saling menguatkan, sehingga dalam penerapannya dibutuhkan sebuah sinergitas yang dinamis guna mewujudkan tujuan dari Pendidikan Nasional yang merupakan sebuah interpretasi dari Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Hakikat Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani merupakan hasil pemikiran dari KHD yang mempunyai arti di depan memberi teladan, di tengah membangun karya dan di belakang memberi dorongan, pada dasarnya merupakan sebuah relevansi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan model pembelajaran seorang guru yang lebih berpusat pada peserta didik (student center). Prinsip-prinsip ini hanya bisa diterapkan jika, ketiga prinsip tersebut diterapkan secara bersamaan ke dalam sebuah pembelajaran seorang guru. Jika guru hanya menerapkan metode ceramah saja maka dia hanya menerapkan prinsip “ing ngarsa sung tuladha”, guru hanya berdiri di depan menerangkan dan memberi contoh, sedangkan peserta didik tidak memiliki kesempatan untuk berkarya dan guru tidak bisa memberikan motivasi peserta didik untuk menampilkan hasil karya mereka. Sedangkan jika guru menerapkan berbagai metode pembelajaran, maka ketiga prinsip dari Ki Hajar Dewantara seluruhnya sudah diterapkan, sebagai contoh penerapan ketiga prinsip tersebut dalam proses pembelajaran seorang guru antara lain :

1)  Ing Ngarso Sung Tulodo (Di depan memberi teladan) adalah posisi seorang guru ketika berdiri di depan kelas dalam hal ini guru dapat melakukan apersepsi, menghubungkan pelajaran sekarang dengan pelajaran yang lalu, memberikan contoh dan pengalaman dunia nyata kepada peserta didik.

2) Ing Madyo Mangun Karsa (Di tengah membangun karya) adalah posisi seorang guru berada di tengah-tengah peserta didik dalam hal ini guru masuk ke dalam ruang kerja peserta didik, bukan untuk mengintervensi mereka, tetapi untuk mendorong mereka berkarya, membantu memecahkan permasalahan yang ada dalam kelompok kecil dan menyadarkan peserta didik agar dapat bekerjasama dalam sebuah lingkungan sosial kelompok.

3)  Tut Wuri Handayani (Di belakang memberi dorongan) adalah posisi seorang guru ketika berada di belakang peserta didik dalam hal ini guru mendorong dan memberikan motivasi kepada para peserta didik untuk berani tampil di depan, mempresentasikan hasil karya mereka kepada teman-teman yang lain.

 

2. Harapan dan Ekspektasi

Atas dasar ketiga prinsip tersebut atas, maka dalam pembelajaran yang saya lakukan saya lebih banyak menggunakan model-model pembelajaran yang lebih berpusat pada peserta didik (student center) yaitu model pembelajaran saintifik khususnya model pembelajaran problem based learning (PBL) dan model pembelajaran project based learning (PJBl). Penggunaan kedua metode pembelajaran ini menjadi sangat penting untuk dilakukan dalam sebuah proses pembelajaran, terkhusus bagi peserta didik di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di tempat saya mengajar. Hal ini dikarenakan memang salah satu bentuk “tuntutan” dari model pembelajaran di pendidikan vokasi adalah adanya harapan bagi peserta didik yang Siap Kerja, Siap Wirausaha (enterpreneur), dan Siap Kuliah. 

 

Harapan-harapan tersebut sangat sesuai dalam penerapan Profil Pelajar Pancasila antara lain : 1) Peserta didik yang Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia, 2) Peserta didik yang berkebinekaan global, 3) Peserta didik yang bergotong royong, 4) Peserta didik yang mandiri, 5) Peserta didik yang bernalar kritis, dan 6) Peserta didik yang kreatif.

Banyak sekali manfaat yang saya pahami, yang saya rekam, dan saya akan lakukan dari hasil pembelajaran dari modul ini. Banyak ide dan gagasan bagi saya pribadi yang ingin saya terapkan ke dalam kegiatan pembelajaran saya dikelas, maupun bagaimanakah yang akan saya lakukan untuk menggerakan dan mengimplementasikan kurikulum merdeka maupun pemikiran Ki Hajar Dewantara ini ke dalam kegiatan pembelajaran saya di sekolah.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post