Kerinduan akan kelas membuat saya teringat bagaimana saya membangun hubungan dengan murid-murid saya selama ini. Mencoba menjadi orang tuanya di sekolah ternyata sama sulitnya bahkan lebih sulit dibandingkan dengan menjadi orang tua di rumah. Perlu sebuah pemahaman mendalam tidak hanya terkait dengan murid kita, tapi juga dengan bagaimana keadaan keluarganya di rumah.

Ternyata memulai pembelajaran apalagi saat ini pembelajaran di rumah dibutuhkan sebuah kesepahaman kepentingan, sehingga kita butuh sebuah kesepakatan yang akan menjadi acuan kebijakan pembelajaran yang akan kita berlakukan. Yakni kesepakatan kelas

Kesepakatan kelas ini dapat efektif jika diawali dengan mengenal keadaan murid dan keluarganya, barulah kita kenali kebutuhan dan hambatannya, dan tidak lupa menggunakan kata-kata negosiasi yang tidak memaksa dan mengaburkan makna kesepakatan menjadi sebuah aturan.

Beberapa hal yang dapat kita lakukan untuk membuat negosiasi yang kita lakukan betul-betul menjadi cermin kesepakatan yang melibatkan kita sebagai gurunya, murid-murid kita dan dalam pembelajaran daring ditambah dengan keluarganya, adalah:

Gunakanlah kalimat positif yang sederhana dan mudah difahami. Membatasi jumlah pois yang disepakati, bahasanya disesuaikan dengan usia murid kita, senantiasamelibatakn murid dalam membuat kesepakatan serta mengajak murid untuk menandatangani atau membuat tanda setuju terhadap kesepakatan yang telah disepakati.

#Tagur hari ke-29