Pada dasarnya setiap manusia memiliki tujuan dan pencapaian hidup yang berbeda-beda. Memiliki kategori kesuksesan dan kepuasan hidup yang berbeda pula. Ada yang penuh ambisi untuk melaluinya, hingga menghalalkan segala cara. Ada pula yang dengan santainya menjalani semuanya dan hanya puas di zona nyaman. Atau ada pula yang berusaha mencari yang terbaik hanya demi pengalaman dan kepuasan sebagai pembuktian dari aktualisasi dirinya.

Ambisius, pesimistis atau optimistis. Tiga sikap itulah yang penulis rangkum dari pilihan-pilihan yang ada. Terlepas dari pilihan yang manakah yang akan kita pilih. Namun ada dua hal mendasar yang harus kita lihat menjadi penyebab dari ketiga pilihan tersebut. Yakni kecemburuan dan kekaguman. Menurut penulis kedua hal inilah yang akan menjadi penyebab munculnya 3 pandangan seseorang dalam menjalani kehidupannya.

Tanpa Kecemburuan Berarti Kekalahan

Benarkah ungkapan tersebut?. Sebenarnya ungkapan tersebut adalah lawan dari ungkapan “iri itu kekalahan”. Bagaimana bisa dua ungkapan yang memiliki padanan kata namun berkonotasi berbeda ini memiliki maksud yang sama. Pada kalimat yang penulis jadikan sub judul, orang yang tak memiliki kecemburuan akan mengalami kekalahan. Sedangkan ungkapan lain jika seseorang merasa iri akan mengalami kekalahan. Sebenarnya dua ungkapan ini memiliki makna bahwa terdapat dua kemungkinan yang akan terjadi ketika seseorang melihat orang lain mencapai keberhasilan, yakni menerima atau menolaknya.

Ketika kita merasa tidak enak hingga jatuh sakit karena menolak atas keberhasilan orang lain, maka inilah yang disebut dengan kecemburuan. Kecemburuan ini akan memunculkan ambisi atau bahkan pesimistis pada diri seseorang. Ketika justru kecemburuan ini mendatangkan ambisi dan motivasi tertentu untuk menjadi lebih baik maka inilah yang dimaksud bahwa tanpa kecemburuan seseorang akan tetap berada di zona nyaman dan cenderung pesimistis.

Sedangkan jika penolakan atas keberhasilan orang lain tersebut justru membuatnya terlarut dalam kekurangannya maka kekalahannya disebabkan karena sikap iri atas keberhasilan orang lain telah menguasainya. Artinya kecemburuan dan iri hati adalah dua kata yang perlu disikapi dengan baik.

Gunakan kemarahan yang kamu rasakan ketika seseorang mengusik kelemahanmu sebagai motivasi untuk meraih mimpimu. Rubahlah kecemburuan menjadi sebuah kekaguman. Kelemahan diri yang kita sembunyian bahkan tidak kita akui justru akan membuat kita tidak pernah mau belajar untuk menaikan kualitas dari kelemahan yang kita miliki. Karena tidak jarang kelemahan yang kita kenali justru akan menjadikan kita lebih kuat saat badai kehidupan melanda. Mengenalinya membuat kita waspada untuk menghindari setiap kemungkinan terjadinya celah badai itu akan menerpa.

Laksana sebuah kapal besar yang menempatkan kargo besar mereka di dasar kapalnya. Memang membuat mereka bergerak lebih lambat namun ketika ombak pasang melanda mereka akan lebih kuat bertahan dalam amukan badai karena kemungkinan kapal untuk oleng hingga akan membuatnya terbalik jauh lebih kecil. Intinya kenali setiap kelemahan, jadikan kecemburuan sebagai sebuah motivasi. Milikilah ambisi untuk memunculkan upaya terbaik melalui kerendahan hati, saling menghormati atas setiap pencapaian yang diraih orang lain dan diri sendiri. Teruslah berkembang melalui setiap kekalahan den kemenanganmu.

#Tagur hari ke 39