POS RONDA
Seperti biasanya menjelang sore hari kami berempat selalu bertemu di pos ronda dekat rumah pak RT. Menunggu sampai datangnya waktu magrib. Teman-teman bilang Pos itu adalah sekretariat kami, meski tak jarang kami di usir Pak RT karena saking merasa memiliki kami membuat bapak-bapak yang mendapat giliran jagapun tidak kebagian tempat.
Pos yang berukuran 2 meter kali 1,5 meter ini, terlalu sempit untuk kami berempat (wajar kami katakan begitu karena bukan posisi duduk yang kami lakukan, posisi rebahan dan bermalas-malasan adalah posisi favorit kami. Ada suatu peristiwa yang tak akan keluarga kami lupakan sore itu. Ketika menikmati seduhan terakhir kopi kami.
Suara gemuruh di belakang pos ronda mengejutkan kami. dan sontak kami melihat kearah belakang. Kami melihat bagaimana pepohonan besar tumbang dan tanah dibelakangnya bergerak. terdengar sayup-sayup orang memanggil-manggil kami. Namun apa daya kami hanya mampu mendengar tanpa mampu berlari. Dan suara itupun hilang, sunyi. Teringat Pak RT yang tak akan lagi mengusir kami. Karena sekarang pos ronda itupun telah hilang ditelan bumi.
#Tagur hari ke 28
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar