Tantangan Hari Ke-3

#TantanganGurusiana

Seorang teman bertanya, "ngapain sih sibuk nulis, buat buku juga nggak bisa untuk naik pangkat?"

Saya terdiam sebentar.

Iya benar sekali, buat apa coba saya sibuk nulis? Buat apa nulis buku kalau ternyata tidak bisa digunakan untuk apa pun? Naik pangkat? Mau naik kemana, la bukan ASN juga. Buang- buang energi.

Benarkah menulis buang-buang energi?

Menurut saya, tidak sama sekali. Menulis justru menyalurkan energi yang saya miliki. Melegakan hati. Dan saya merasa bahagia jika menulis.

Ya, saya menulis untuk kepuasan batin saya.

Saya masih ingat ketika salah satu seorang penulis mengatakan ada tiga jenis penulis. Pertama penulis yang menghibur. Dengan karyanya penulis bisa menghibur pembaca. Misalnya ketika kita sendirian, buku bisa menemani, sehingga kita tidak lagi merasa sendiri. Atau ketika suntuk, buku bisa menjadi penghibur terbaik. Kadang membaca buku bisa membuat mood kita menjadi lebih baik.

Kedua, penulis yang memberikan pengetahuan. Sering kan, kita membaca sebuah buku lantas kita mengetahui hal yang sebelumnya kita tidak tau. Kita bisa memiliki informasi baru dari membaca sebuah buku.

Ketiga, penulis yang menginspirasi. Ini tingkatan tertinggi dari seorang penulis. Bagaimana penulis bisa mengubah seseorang menjadi lebih baik dengan karyanya. Penulis yang bisa menggerakkan hati pembaca ke arah yang lebih positif.

Lalu saya jenis penulis yang seperti apa? Sekali lagi, saya menulis untuk kepuasan batin. Kalau pun ada seseorang yang membaca lantas terhibur dengan tulisan saya, itu sudah sangat membahagiakan.