REMAJA SENJA
#Tagur H- 115 #
REMAJA SENJA
Rasa lapar sudah mulai terasa walaupun jadwal makan siang belum datang. Kepala pun mulai terasa berat. Aku bergegas minta izin pada dosen yang sedang menceramahi mahasiswanya karena presentasi tugas yang melenceng dari penjelasannya.
Sesampai di luar aku segera menuju warung Abah. Di sana aku santap makanan khas abah “ Goreng ayam lado hijau”. Makan di saat benar-benar perut terasa lapar sangatlah nikmat. Tidak jauh dari tempat kududuk seorang perempuan yang menurutku sudah tergolong ibu-ibu senyum-senyum ke arahku. Disangka ibu itu senyum ke orang di belakangku, ternyata tidak karena orang di belakangku duduk dengan posisi membelakangiku.
Aku semakin melihat tingkah ibu itu. Senyum sumringah ke arahku seperti gadis remaja yang sedang jatuh cinta saja. Kalau diamati seperti orang normal saja tanpa ada kekurangan. Aku segera bergegas pergi dari warung Abah ketika ibu-ibu itu menuju masuk arah ke belakang. Kutunggu Abah untuk membayar makananku karena beliau juga sedang ke belakang. Aku beharap bisa keluar dari warung itu sebelum ibu-ibu itu datang. Saat abah datang dan aku membayar tagihan makananku. Abah menjawab sambil tersenyum “ udah lunas Bro”. Aku balik bertanya,” gratis Bah?”. Abah pun menjelaskan kalau makananku sudah dibayar ibu-ibu yang disebut Abah dengan remaja senja.
Padang, 13102020 # by: Erina Erlis #
Picture: google
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kalo rezeki ndak perlu ditolak ya buk