SANGAT BERBEDA (4)
#Tagur H-134 #
Setelah dua hari Arman memendam keraguana terhakdap sikap anaknya, akhirnya Arman memutuskan untuk memastikan keadaannya ke Padang. Pagi-pagi sekali dengan mengendarai sepeda motor, Arman dan Arni segera melaju ke tempat kosnya Ika. Untung saja Nana yang bertemu dengan Arman pertama kalinya. Arman meminta Nana memanggilkan Ika ke dalam. Akan tetapi Nana menggunakan kesempatan tersebut menyampaikan apa adanya. Akna tetapi, Nana meminta ayah dan Ibunya Nana tidak menyampaikan pada Ika kalau informasinya dari Nana. Srlain itu, Nana juga meminta padaayah Ika untuk siap mendengarkan apa pun kejadiannya,
Peraaan Arman semkain tidak tenang.Segera didesaknya Nana menceritakan keberadaan ananya. Bagaikan petir di siang bolong. Tangan Arman gemetar menahan geram dan mukanya memerah. Akan tetapi, dia berusaha tenang dan Arni pun selalu memperhatikan seluruh gerak-gerik Arman. Kedua orang tua Ika tidak menyangka kalau anak gadis yang diharapkannya bisa menjadi panutan bagi adik-adiknya ternyata mengecewakannya. Ika yang selalu engatakan sibuk menyelesaikan tesisnya ternyata pergi ke kampung teman laki-lakinya. Yang paling sulit bagi Armand an Arni menerima kenyataan kalau pria yang membuat hatinya luluh itu adalah seorang duda beranak satu yang beda usianya dengan 15 tahun dari Ika. Duda ini pun sudah berpisah dengan istri pertamanya selama tujuh tahun.
Hati kedua orang tua Ika benar-benar hancur. Di depan Nana, keduanya berusaha tegar dan menyalahkan diri mereka tidak bisa menjadi orang tua yang baik. Ingin rasanya Arman menjemput Ika hari ini juga. Dalam hati Arman selalu menyesali Ika kalau memang dia ingin menikah dengan pria itu mengapa harus berbohong seperti ini? Mengapa tidak terus terang dengan kedua orang tuanya? Mengapa harus dikejar-kejar ke sana? Harusnya Ika membawanya pulang kampung dan memperkebalkan kepadanya. Berbagai pengandaian berkecamuk dalam pikiran Arman.
Sebelum kembali ke kampung, Arman dan Arni dibantu Nana mengirimkan pesan washap kepada Ika. Nana menyampaikan kalau ayhnya Ika sedang berada di tempat kosnya. Selang 30 menit, Ika membalas pesan Nana kalau dia tidak percaya dengan ucapan Nana. Kepercayaannya baru muncul setelah Nana mengirmkan fotonya bersama orang tua Ika. Namun, panggilan telepon maupun washap tidak pernah diangkatnya. Nana merekam pesan suara Ayahnya kalau Ika harus pulang dan ditunggu ayahnya dikos sampai kembali. Setelah pesan suarakasihan itu terkirim, Arman memutuskan untuk kembali ke kampung karena adik-adiknya Ika hanya diringgalkan saja. Laki-laki bertubuh kekar itu segera memacu motornya dan berlalu membawa kekecewaan dlam dirinya.
Bersambung…..
Padang, 03112020 # by: Erina Erlis #
Picture: google
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Ditunggu be continyu nya ya..buk erin...penasaran..
Makasih Bu Yenti...
Mantap bu erin,lanjuut
Makasih Bu Wat..sudah berkunjung
Alangkah kecewanya orang tua Ika, lanjut dinsay.
Iya.unsay
Lanjutkan bu..apik ceritanya. Salam
Makasih..Pak..apresiaisnya