Serba serbi yang menyayat hati dari wabah covid 19 tantangan gurusiana hari ke 65
Wabah corona atau sering disebut dengan virus covid 19, banyak menimbulkan kisah sedih, mengharukan dan menyayat hati di semua daerah diseluruh nusantara ini. Dalam sosial media dan berita semuanya tentang covid 19. tak ada seharipun yang terlewat cerita tentang covid 19 ini. hari ini aku melihat sebuah vidio di sebuah grup WA yang dikirimkan. sungguh setiap aku membuka vidio itu, setiap itu pula aku menangis tak tertahankan, air mataku mengalir begitu saja. vidionya berisi tentang seorang anak laki-laki berumur 13 tahun yang positif covid 19. Ambulan telah menjemputnya lengkap dengan pakaian lengkap (APD). Aku tidak tahu itu kejadiannya dimana, yang jelas keterangannya di bawah adalah anak usia 13 tahun ini positif covid 19, tidak boleh diantar atau ditunggui bahkan menjenguknya pun tidak boleh, meskipun itu orang tuanya sendiri. Boleh ditemui setelah sehat, jika tidak sehat berarti itu adalah pertemuan terakhir dengannya. itu keterangan yang ada di bawah vidio tersebut.
Sambil menghapus air amatanya, anak itu membawa sebuah tas yang berisi pakaiannya dan sebuah keranjang berisi peralatan laiinya. Dia keluar pagar terus berjalan menghampiri ambulan yang sudah menunggu lalu naik ke atasnya. ibunya hanya bisa terpaku melepas kepergian anaknya tanpa dapat menyentuh anaknya sekedar bersalaman apalagi memeluknya. sedangkan ayah mengiringi langkah anaknya di belakang dengan menjaga jarak yang menuju ambulan. Setelah naik ambulan masih kelihatan anak menangis sambil melambaikan tangan kepada ayah dan ibunya meninggalkan perlahan rumahnya.
Ya Allah.....
aku tak dapat membayangkan bagaimana perasaan seorang ibu waktu itu, perasaan seorang ayah yang mereka melepas anaknya dalam keadaan sakit berat, naik ambulan sendiri, dirawat sendiri tanpa didampingi dan ditunggui ayah dan ibu, sekedar dilihat pun tidak boleh. Betapa hancurnya hati orang tua waktu itu. dan juga tak terperikan rasa sedih yang mendalam yang dirasakan sang anak. nauzubillah min zalik. Seumur hidup baru ini aku melihat akibat dari sebuah wabah yang mengerikan dampaknya. tidak hanya untuk sisakit tetapi untuk orang sekitarnya. corona telah memisahkan semuanya, menghilangkan rasa yang ada, hilanglah rasa sayang, hilanglah rasa menghargai, hilanglah rasa ukhuwah.
Dan jika dilihat lagi dari sisi tim medis yang berada di garda terdepan pn sungguh menyayat hati keadaan mereka, baik untuk diri mereka pribadi maupun untuk keluarga mereka, demi sebuah pengabdian, rasa kemanusian dan tanggung jawab kepada sebuah profesi, mereka menahan diri mereka untuk tidak bertemu dengan orang-tercinta dan tersayang, dengan anak, istri atau suami. ketika rindu tak bisa dibendung lagi ditengah kesibukkan mereka pulang untuk melihat anak-anak mereka dari kejauhan, mengajarkan anak untuk mengulang hafiz anak yang duduk diteras lantai dua rumahnya sementara sang dokter hanya berdiri di bawah, yah dihalaman. bagaimana perasaan hati seorang anak, perasaan seorang istri perlakuan suaminya untuk menjaga keluarganya jangan sampai terpapar. karena dia berhadapan langsung dengan pasien positif corona.
Lalu jika kita arahkan pandangan kepada korban covid 19 ini, ada yang terpapar karena baru kembali dari daerah pendemi atau daerah terjakit. atau ada juga karena kontak langsung dengan keluarga, orang terdekat atau tetangga yang kembali dari daerah pendemi. akhirnya dinyatakan positif covid 19, siapa yang disalahkan, apakah keluarga yang baru kembali dari daerah terjangkit atau daerah pendemi, lalu kita menyesali kenapa mereka datang dan menularkan kepada kita ? toh itu juga tidak ada gunanya. lalu jadilah korban ini menjadi pasein yang diisolasi, alhamdulillah jika sembuh bisa pulang kembali bertemu dengan orang-orang yang disayangi. tapi kalau allah berkehendak lain dan allah memanggil maka penyelenggaraan jenazah harus berdasarkan SOP yang telah ditetapkan.
Tidak ada keluarga yang memandikan, mengafani, atau orang yang ramai- menshalatkan jenazah lalu mengantarkan ke kuburan, orang yang ramai takziyah kerumah sambil membacakan tahlilan, doa dan yasinan, tidak ada, semua itu tidak ditemukan. penyelenggaraan jenazah harus menurut SOP sampai kepada penguburan. itu semua dilakukan oleh petugas kesehatan, sementara keluarga hanya melihat dari kejauhan, yang lebih menyayat hati ada yang mayat yang di tolah oleh orang untuk dikuburkan di sebuah kampung.
Terlalu banyak cerita yang menyayat hati selama wabah covid 19 ini, semoga badai ini segera berlalu, sehingga kehidupan bisa berjalan seperti biasa kembali. Ya Allah ampuni kami, mungkin ini cara Engkau untuk mengingatkan kami, untuk menyadarkan kami dari semua dosa, semua kelalaian kami selama ini. Lindungi kami ya Allah....dari segala marabahaya, penyakit atau wabah yang melanda negeri kami ya Allah.....
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar