Lagi-lagi sang Guru tak ingin kehilangan cara untuk mengajak andiknya berubah. Yang tak pernah aktif di grup WA, tak pernah datang luring, dan yang tak peduli sama sekali dengan kegiatan BDR.

Sebelumnya sang guru menemuinya dan mereka sudah bersepakat untuk tetap aktif belajar online dan offline. Selang satu Minggu masih berefek kesepekatan tersebut. Dia datang ketika luring dan aktif.

Hari berikutnya dia tak datang, dan tak ada kabar. Maka sang guru tetap berusaha untuk berkunjung kembali berharap mendapat kesepakatan baru. Namun apa yang terjadi? Dia belum terbangun sedangkan waktu sudah menunjukkan pukul 11.30 WIB.

Dia terpaksa harus tinggal bersama kakak, kakek, dan neneknya. Ibunya single parent terpaksa harus bekerja di luar kota untuk menghidupi mereka. Neneknyapun sibuk mengais rezeki dengan membuka warung nasi sederhana. Kakak dan kakeknya seolah tak memedulikannya. Tinggallah dia dengan sifat manjanya yang tak terpenuhi seorang diri di kamarnya ketika sang guru berkunjung.

Upaya apalagi yang harus dilakukan sang guru untuk berusaha mengajaknya aktif dan mau belajar ketika tak satupun pihak keluarga yang mampu mengubahnya. Sang guru sudah berusaha memberikan layanan sesuai dengan kemampuannya. Komunikasi dengan ibunya, kakak, dan neneknyapun sudah ditempuh. Menjemputnya setiap akan belajar luring. Tapi apa daya sikapnya masih saja seperti itu, belum stabil, tak bisa konsisten ketika belajar.

Ya Allah hari ini sang guru putus asa. Menunggunya beberapa waktu lalu membangunkannya berharap dia bangun dan mau belajar private, tapi sia-sia. Dengan perasaan sedih sang guru terpaksa beranjak pergi meninggalkannya.

Saat ini sang guru hanya bisa berdo'a. Semoga anak itu terselamatkan dari jahatnya kebodohan, tetap menjadi anak yang Sholeh, anak yang kuat walaupun tak bersama ibunya, dan sehat selalu tentunya. Semoga ada mukzijat dari Allah, keajaiban yang membuatnya sadar akan pentingnya arti belajar. Aamiin