"KK hayu urang botram di dieu", itulah undangan terakhirnya via WA. Kini tak akan ada lagi pesan WA darinya dalam bentuk apapun. Menyesal saat itu saya mengabaikan undangannya.

Mengingat segala moment bersamanya membuat hati ini tak kuasa menahan kesedihan dan lemasnya sekujur badan. Saat sulit membangun perekonomian keluarganya, kami bersama-sama bahu membahu untuk bertahan hidup. Hal ini sangat memotivasi dan membuat saya banyak belajar.

Pergi subuh pulang petang membawa belanjaan untuk jualan di kantin sekolah dengan kuda Jepang tua renta. Bagaikan tukang ojek yang bagasinya penuh dengan muatan barang adalah kesibukan rutin kami setiap hari, demi untung sepuluh ribu rupiah untuk dibawa pulang setiap hari. Memori itu tak tergantikan dan tak terlupakan.

Keceriaannya dalam mengatasi kesulitan-kesulitan hidup membuatnya disukai banyak orang. Hobinya memberi kasih sayang kepada siapapun membuatnya dikenal sebagai orang baik.

Hal ini membuat banyak orang merasa kehilangan, termasuk saya keponakannya sendiri.

Ya Allah semoga Engkau menempatkannya ditempat terbaik, diterima segala amal ibadahnya dan husnul khotimah.

Engkaulah penolong kami saat ini. Kepergiannya membuat kami bagaikan anak ayam kehilangan induknya.

Semoga Allah SWT pun memberikan kami ketabahan, kesabaran, kekuatan, dan kesehatan dalam menghadapi hidup.

Aamiin.