Lagi-lagi hari ini sang Bintang tak ikut kegiatan luring, kegiatan daringpun tak pernah diikuti. Tiba waktunya untuk kesekian kali gurunya berkunjung ke rumahnya untuk menanyakan kabar.

Biasanya sang guru datang pagi-pagi, pintu rumah selalu dalam keadaan tertutup dan tak pernah ditemui keluarga sang Bintang. Sang guru hanya berkomunikasi melalui telepon dengan salah satu pihak keluarganya.

Kali ini sang guru berkunjung saat siang hari usai kegiatan luring, berharap dirumah sang Bintang dia bisa bertemu dengan Bintang dan salah satu keluarganya. Harapannya dengan bertemu keluarga dan muridnya bisa menemukan sebuah komitmen baru sebagai solusi. Kali ini sang guru nampaknya yang harus mengambil sikap dengan tidak menyerah pada keadaan.

Tiba di sana sang guru mendapati Bintang dalam keadaan rambut berantakan, mata merah dan sembab alias dia baru saja bangun tidur. Akhirnya sang guru bisa bertemu dengan kakak dan neneknya, sementara itu Bintang langsung menyembunyikan diri ke kamar.

Sang guru minta ijin untuk masuk kamar dan mencoba membujuk Bintang. Bintang menutupi wajahnya di balik bantal dengan badan telungkup. Hal ini pertanda dia belum siap untuk bertemu.

Setelah memberi waktu kepada sang Bintang, barulah mereka terlibat percakapan. Sang guru mencoba berpihak kepada muridnya dengan damai. Akhirnya mereka sepakat untuk saling bantu dan siap mengikuti kegiatan luring kembali. Jika sang Bintang tak ikut kegiatan luring maka usai luring mereka akan belajar secara empat mata.

Kesepakatan sangat diperlukan antara peserta didik dengan guru. Jika kesepakatan itu tak mampu meningkatkan proses maka itu perlu dikaji ulang, demikian seterusnya.