#Tantangan hari ke-335

Hari ini saya berniat merefleksi hasil PAS khususnya dan kegiatan pembelajaran umumnya. Rencana kegiatan ini dilakukan secara luring, di tempat yang sudah ditentukan.

Tetapi apa daya, ternyata ada hal yang tidak diduga sama sekali. Sehingga rencana refleksi sedikit melenceng dan waktu yang tersedia sedikit tersita.

Begitu tiba di tempat luring yaitu di sebuah aula masjid, saya di suguhkan dengan bau tak sedap. Anak-anak langsung melaporkan bahwa ada seekor anak kucing kecil yang mati di kolong meja. Ah dalam hati apa yang harus saya lakukan?. Bagaimana ini di sini tak ada penjaga sekolah yang bisa di panggil untuk membersihkan itu. Saya sendiripun merasa jijik dan geli begitu melihat kucing yang mati dikerumini semut dan lalat.

Akhirnya refleksi saya bukan tentang pembelajaran, melainkan berdiskusi bersama anak-anak bagaimana cara menyelesaikan masalah ini. Anak perempuan semuanya slow respon karena perasaannya hampir sama dengan saya yaitu, takut, jijik, dan geli. Tetapi akhirnya saya memberanikan diri untuk mengambil peran, dan berbagi peran kepada anak murid laki-laki.

Saya tak menyangka ternyata kepedulian mereka sangat luar biasa. Hampir semuanya menyarankan bahwa kucing tersebut sebaiknya dikubur di dalam tanah tidak di buang begitu saja ke sungai yang letaknya tidak jauh dari tempat kami belajar.

Selanjutnya yang membuat saya terkagum-kagum adalah melihat antusias anak-anak untuk turut serta membuat lubang dengan alat seadanya yang mereka temukan. Ada yang menggunakan ranting singkong, ada yang menggunakan potongan asbes, dan bahkan menggunakan tangan sendiri untuk menggeruk tanah.

Alhamdulillah prosesi penguburanpun selesai. Walaupun akhirnya refleksi tak berjalan sesuai rencana namun anak-anak mendapat pengalaman bekerja sama satu dengan yang lainnya. Dan sayapun tak menyia-nyiakan kesempatan ini untuk melakukan pengamatan sosial terhadap peserta didik.

"Tak ada yang pernah sia-sia jika kita bisa mengambil hikmah dari sebuah peristiwa".

#TantanganGurusiana