#Tantangan hari ke-261

Membaca tulisan Pak Suhud tentang Tupa dan Tapi yang belajar bersama kura-kura menjadi membayangkan kegiatan KBM pada masa pandemi. Menjadi berpikir, bagaimana caranya membuat anak-anak bisa belajar dengan cara yang menyenangkan dan bermakna dengan waktu yang seolah panjang tetapi menjadi sangat pendek.

Belajar di rumah saja tentu memiliki waktu yang sangat panjang bagi peserta didik, semestinya bisa digunakan untuk belajar dengan maksimal. Tetapi belajar di rumah saja tanpa tatap muka bersama guru menjadi petaka bagi peserta didik. Nyatanya masih ada sebagian orangtua yang tidak bisa membimbing putera-puterinya BDR, karena harus bekerja sampai larut. Ada juga peserta didik yang menjadi bulan-bulanan kemarahan orangtua yang tak sabar mendampingi belajar, banyak juga yang belajar hanya sebagai rutinitas saja, menggugurkan tugas-tugasnya, yang penting selesai dah habis perkara. Urusan evaluasi dan penilaian bagaimana nanti saja, sehingga motivasi untuk belajar itu menurun drastis.

Sebagian besar orangtua di sekolah yang memiliki latar belakang pendidikan dan kemampuan yang beragam, tak bisa sepenuhnya dijadikan kambing hitam begitu saja. Yang pasti musibah pandemi ini berdampak kepada semuanya, murid, guru, orangtua, dan lingkungan.

Guru sebagai garda terdepan untuk mencerdaskan anak bangsa selalu berupaya untuk terus mengembangkan KBM yang sesuai pada masa pandemi, walaupun pelan-pelan harus learning by doing.

Terimakasih Pak Suhud, yang selalu menginspirasi. Terimakasih bapak/ibu wali murid yang sudah berusaha melakukan yang terbaik saat BDR. Maafkan ibu belum bisa memberikan yang terbaik, yang pasti terus berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga konsistensi dalam belajar.

Mari kita sama-sama saja melakukan yang terbaik sesuai kemampuan masing-masing, yakin selama kita berusaha dengan niat yang baik walaupun caranya masih perlu banyak perbaikan, InsyaAllah akan membuahkan hasil yang baik pula.

#TantanganGurusiana