Sahabat Gurusiana yang budiman,

Melanjutkan ulasan yang pernah saya bahas sebelumnya tentang kesabaran dalam mendapatkan keturunan. Kali ini saya akan sedikit mengulas tentang rasa syukur atas amanah yang telah diberikan oleh Allah yaitu anak. kehadiran buah hati dalam kehidupan rumah tangga adalah karunia yang harus disyukuri. Karena banyak orang-orang yang telah berumah tangga namun tak kunjung mendapatkan keturunan. Oleh karena itu kita yang telah dikaruniai anak harus menunjukkan sikap syukur kepada Allah.

Bentuk rasa syukur kita atas karunia Allah tersebut adalah dengan cara mendidik anak-anak kita agar menjadi anak-anak saleh dan saleha. Anak-anak yang menjalankan perintah dan menjahui larangan Allah SWT. Selain itu anak-anak yang menteladani perilaku Rasullullah SAW dalam setiap sendi kehidupan.

Sebagai orang tua, kita merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anak kita. Betapa tidak, orang tualah yang pertama berinteraksi dengan anak-anaknya sebelum mereka berinteraksi dengan orang lain. Ini berarti orang tua hendaknya mencurahkan kasih sayang, ilmu dan tenaganya untuk anak-anak sepenuhnya. Namun, aktifitas yang dilakukan kebanyakan orang tua lebih banyak dilakukan di luar rumah. Oleh karena itu, orang tua hanya bisa menjalankan perannya sebatas sebisanya dan seadanya waktu. Dalam hal itu masa depan anak dipertaruhkan. Naudzubillah.

Seperti halnya saya sebagai ibu tetapi juga mempunyai profesi sebagai seorang guru, saya berusaha semampu saya untuk bisa menyeimbangkan antara aktifitas di luar rumah dan di dalam rumah. Saya tidak ingin dengan banyaknya kegiatan, saya harus mengorbankan waktu bersama anak-anak. Sesibuk apa pun saya akan berusaha meluangkan waktu setiap hari untuk berinteraksi dengan anak di rumah. Miliki quality time setiap hari dengan anak, misalnya pada sore atau malam hari setelah makan malam. Yang biasa saya tanyakan yaitu bagaimana harinya di sekolah, aktivitas apa saja yang ia lakukan, membantu mengerjakan pekerjaan rumah, atau sekedar mendengarkan cerita mereka.

Satu faktor penting lainya dalam mendidik anak adalah dengan menjadi contoh yang baik. Kita bisa mengajarinya tentang manajemen waktu, mengajarkannya tentang kemandirian, dan rasa tanggung jawab yang tinggi baik terhadap pekerjaan maupun mengurus keluarga.

Selain kita mencukupi kebutuhan lahiriyahnya, hal yang paling utama adalah mengisi rohaniyah anak-anak kita dengan doa-doa yang kita panjatkan kepada Allah. 

Muhammad Nur Abdul Hafizh Suwaid di dalam bukunya "Prophetic Parenting Cara Nabi Mendidik Anak" mengatakan, Abu Hurairah ra berkata. Rasulullah SAW bersabda:  

ثلاثُ دعواتٍ مستجاباتٌ لا شَكَّ فيهِنَّ ؛ دَعوةُ المظلومِ ، ودعوةُ المسافرِ ، ودعوةُ الوالدِ على ولدِهِ  

"Tiga doa yang pasti dikabulkan tanpa diragukan lagi: Doa orang yang dizalimi, doa orang yang berpergian dan doa orangtua terhadap anaknya."

Doa adalah cerminan hati yang merefleksikan rasa sayang kita kepada anak-anak dan rasa syukur kita pada Sang Pencipta. Lantunan doa yang kita panjatkan adalah bukti rasa cinta kita sehingga bisa mengikat rasa yang terpatri antara orang tua dan anak, hingga muncul kedekatan baik secara lahiriyah maupun batiniyah. Semakin kita menyayangi anak-anak kita semakin banyak doa-doa yang kita panjatkan. Semoga anak-anak kita menjadi anak-anak yang menyejukkan hati orang tuanya dan menjadi anak-anak yang saleh dan saleha. Aamiin.

#tantangangurusiana

#tantangan_30_hari

#tantangan_hari_ke_6