Jarum...Siapa Takut?
Pagi tadi Arfa, anakku yang kedua, masuk pertama kalinya setelah sekian lama harus belajar dari rumah. Pihak madrasah memasukkan muridnya karena ada kegiatan BIAS yaitu pemberian imunisasi Tetanus dan Difteri. Aku pun mendampinginya. Dia sangat antusias masuk ke madrasah karena sudah delapan bulan tidak pernah ketemu dengan teman-temannya. Katanya saat dia masuk gerbang madrasah hatinya sangat senang, rasa rindunya pada madrasah dan teman-temannya akan terobati. Begitu tiba di parkiran dia langsung menuju halaman madrasah dengan sedikit berlari-lari kecil. Sesampainya di halaman ternyata sudah banyak teman-temannya yang berkumpul. Dengan spontan teman-teman Arfa berteriak dengan serempak saat melihat Arfa. Meraka pun berlari menghampiri Arfa. “Hi, Arfa, sudah lama kami mencarimu, kami kangen banget,” kata teman-teman Arfa. Arfa pun dengan senyumnya yang khas menyambut teman-temannya. Mereka akhirnya berjalan berjejer menuju tempat duduk di depan ruang kelas. Mereka terlihat bahagia melepas kerinduan yang selama ini terpendam. Mereka saling cerita dan tertawa bahagia. Melihat mereka hatiku pun seakan merasakan kebahagian mereka. Setelah para tenaga medis tiba, dan peralatan untuk imunisasi pun sudah siap. Pak Mahsun, guru kelas Arfa memanggil murid-muridnya untuk masuk ruangan. Beberapa anak terlihat santai dan tenang saat masuk ruangan, ada pula yang berwajah pucat menahan rasa gugup karena akan menghadapi jarum imunisasi. Pak Mahsun pun berusaha untuk menenangkan mereka dengan memberikan motivasi dan gurauan singkat dengan harapan murid-muridnya tidak tegang dan takut. Tibalah saat Bu bidan berbicara, Bu bidan meyampaikan bahwa imunisasi ini bukanlah imunisasi Corona namun imunisasi Tetanus dan Difteri. Anak-anak pun terdiam, entah mereka paham atau tidak apa yang telah disampaikan Bu bidan. Giliran pertama jatuh pada anak yang bernama Fahmi, awalnya dia dengan PD nya maju lebih dulu. Namun, ketika dia melihat jarum yang diangkat oleh Bu bidan, spontan dia teriak sekeras-kerasnya dengan memegang tangan Pak Mahsun yang sedang menenangkannya. Dengan keadaan seperti itu, Bu bidan pun tak tega untuk menyuntikkan jarum ke tubuh Fahmi. Akhirnya Fahmi berlari menuju tempat duduk di depannya dengan wajah pucat. Sampai akhirnya Pak Mahsun meminta Arfa untuk menggantikan posisi Fahmi. Saya sendiri sebagai ibunya sempat khawatir, melihat temannya sehisteris itu, Apakah Arfa juga akan bertingkah seperti itu? Selang beberapa menit setelah Bu Bidan mempersiapkan jarum, Arfa mulai memejamkan matanya bersiap menerima suntikan, dan akhirnya jarum itu menembus kulitnya di lengan sebelah kiri. Tanpa ada suara apapaun sampai akhirnya Bu Bidan selesai menyuntikkan jarum itu. Karena keberaniannya itu Pak Mahsun akhirnya memberikan acungan jempol dan kata-kata pujian. Melihat Arfa dengan tenang menerima suntikan imunisasi, akhirnya teman-teman Arfa kembali termotivasi untuk berani di suntik. Dan Alhamdulillah semuanya bisa diimunisasi dengan lancar. Setelah semuanya selesai ternyata mereka tidak segera pulang, mereka masih ingin ngobrol satu dengan yang lain. Namun, aku pun khawatir, karena kondisi yang belum normal, akhirnya Arfa kuajak pulang. Mereka saling mengucapkan salam dan melambaikan tangan. Dengan kejadian seperti ini tadi sedikit mengurangi rasa kerinduan mereka, walaupun harus dengan penjagaan yang ketat. Semoga keadaan segera normal kembali dan mereka bisa mendapatkan hak mereka untuk belajar bersama.
Ngronggot, 17 Nop 2020
#tantangangurusiana
#tantangan_30_hari
#tantangan_hari_ke_11
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Kelas berapa Bu, mas Arfa
Arfa Kelas 2 MIN 2 NGANJUK