ERMA WINDU SUSANTI

Rumahku surgaku, jadikan keluarga bersama-masa masuk surganya Allohh SWT, Aamiin....

Selengkapnya
Navigasi Web
Pola Asuh yang tepat menghantarkan tumbuh kembang anak yang optimal

Pola Asuh yang tepat menghantarkan tumbuh kembang anak yang optimal

Sebagai orang tua, kita semua ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita. Kita ingin mereka tumbuh dan berkembang dengan optimal, menjadi individu yang bahagia, sehat, dan sukses. Salah satu faktor terpenting dalam mencapai hal ini adalah pola asuh yang tepat.

Pola asuh adalah cara orang tua membimbing, mengajar, dan mendisiplinkan anak-anak mereka. Ini mencakup semua interaksi dan hubungan antara orang tua dan anak, termasuk cara orang tua berkomunikasi, menetapkan aturan, dan menunjukkan kasih sayang.

Ingat kembali kata-kata didiklah anak sesuai zamannya. Istilah ini sangatlah tepat, karena era kita dan anak kita sudah berbeda dan berubah. Jika pola asuh kita tidak dirubah, maka pasti akan menemui banyak kendala. Saat ini anak kita sudah mengalami perubahan dalam bermain. Mereka lebih banyak diwarnai dengan bermain gadged. Gedged sering disebut orang tua dengan istilah "setan gepeng". Karena orang tua menganggap bahwa benda ini sudah menyita banyak waktunya anak, dan mengganggu waktu beribadah mereka, belajarnya , pola makannya, semua menjadi rusak karena benda itu.

Hal ini perlu kita renungkan oleh orang tua. Bagaimana agar gedged ini tidak merusak pola asuh kita agar lebih baik. Kita tengok kembali, kenapa mereka suka sekali dengan gadged. Ternyata gedged itu sangat responsif. Terlebih untuk anak PAUD, gedged ini sungguh sangat menarik perhatiannya. Gedged sekali disentuh benda ini akan memberikan respon yang menarik. Memberikan tampilan baru dan selalu variatif. Untuk anak PAUD khususnya ini sungguh sangat menarik.

Maka kita harus sadar sebagai orang tua, kita harus lebih menarik daripada gedged. Setiap anak kita memerlukan perhatian dan tanggapan dari kita, kita harus responsif dan menarik. Namun kenyataannya, kita terkadang jutru sebaliknya, setiap kali anak memanggil dan membutuhkan perhatian dari kita, kita orang tua justru tidak menghiraukan. Dan parahnya lagi agar anak tidak mengganggu pekerjaannya, gedged inilah yang dijadikan andalan untuk menenangkannya. MAka inilah awal dari anak merasa gedged inilah temannya, yang membuatnya senang dan akhirnya menjadi sebuah ketergantungan dan kecanduan.

Untuk itu mari kita berusaha dan berupaya untuk bisa menjadi orang tua yang selalu lebih menarik dan reponsif daripada gedged. Sekali ada sentuhan dan panggilan dari anak, kita tanggalkan sementara apa yang sedang dilakukan. Hal ini tidak lama binda-bunda semua. Ingat ada tiga pembagian usia dalam pola asuh anak yaitu :

1. Usia 0-7 Tahun

Usia ini dikenal dengan usia emas atau fondasi. Tahap ini perlakukan anak seperti raja. Ingat raja adalah sosok yang jika merintah apapun harus dilayani. Tahap ini orang tua capek di fisik. Karena tahap ini bunda harus selalu siap untuk melayani kapanpun anak kita meminta. Dan jangan lupa lakukan itu semua dengan keikhlasan, Sentuhan kasih sayang dan penuh kelembutan, suara yang halus, dan selalu sabar, dengan bersyukur melihat hal-hal kecil, melihat sisi positif dari setiap kejadian, dan menerima kekurangan anak. Ini semua penting untuk perkembangan otak anak. Di tahap ini memori anak betul-betul sedang dala tahap pertumbuhan dan perkembangan. Memori anak akan dipenuhi dengan pemandangan yang menyenangkan. Orang tua disini betul-betul sedang dijadikan figus contoh yang melekat dalam pikiran anak. Orang tuaku baik hati, manis, penyayang dan sayang. Dan itu harapannya akan tersimpan didalam memori anak sampai dewasa nanti. Tahap ini sangatlah penting karena bisa menjadi pembentuk watak anak.

2. Usia 7-14 Tahun

Pada tahap ini, orang tua sudah memulai dengan tahap pendisiplinan. Anak sudah diajarkan bagaimana menjadi pribadi yang baik. Maka rosulolloh bersabda. mulai usia 7 tahun disuruh untuk mengajarkan sholat. Jadi di tahap ini orang tua diharapkan : (a). membiasakan pembiasaan baik pada anaknya, seperti bangun tidur sebelum subuh, sholat tepat waktu, memberekan tempat tidur dll. (b). disiplin positif, tahap ini orang tua mengajarkan anak terkait tanggungjawab dan konsekwensinya. Namun ingat jangan biasakan dengan kekerasan baik itu fisik maupun verbal. Dan (c). penanaman nilai-nilai baik seperti ajarkan nilai agama dan moral melalui cerita, pengalaman, dan keteladanan. bekali juga dengan penanaman akhlak yang baik dilingkungan rumah. Maka tidak jarang di tahap ini orang tua akan capek pada perasaannya/ hatinya. Karena terkadang anak membangkang, tidak menurut, dan disitu orang tua harus menahan amarah, dan tetap bersabar.

3. Usia 14 - 21 Tahun

Pada tahap ini, orang tua sudah sadar bahwa usia ini menuju kedewasaan. Sehingga posisikan menjadi seorang sahabat atau teman. Banyak mendengarkan pendapat anak, beri dukungan jika positif, dan beri nasehat jika ada penyimpangan dengan cara berdiskusi. Tidak terlalu banyak menggurui ataupun ultimatum dan ancaan. Disitu akan membuat anak tidak suka bercerita dengan orang tua. Berikan kesempatan untuk bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Dan akan memberi bantuan jika anak sudah meminta bantuan. Pada tahap ini orang tua capek di pikiran.

Agar mendidik anak ini tidak menjadi ujian yang memberatkan buat kita orang tua maka pertama dibutuhkan keteladanan dalam keluarga terutama orang tua sebagai tokoh figur yang di contoh, kedua pembiasaan baik yang selalu ditanaman dalam rumah, yang terus selalu diingatkan, Ketiga berikan nasehat yang tepat dan pada waktu yang pas, keempat dipantau dan di dampingi perkembangannya dan terakhir yang paling penting adalah selalu berdoa meminta pada Alloh yang terbaik untuk anak-anak kita.

Semoga ini bisa memberikan bekal kepada kita orang tua yang masih terus belajar dalam memberikan pola asuh anak yang optimal. Mudah-mudahan bermanfaat dan bisa menjadi amal sholeh untuk apa yang kita lakukan karena kita niatkan Lillahita'ala. Aamiin...

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Ulasan yg keren

23 May
Balas

Mantap Bun, bekal buat saya mengasuh anak saya kelak

23 May
Balas



search

New Post