Ermila Susilo

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web
Perbaiki Sholatmu Nak,  Hidupmu akan Baik!

Perbaiki Sholatmu Nak, Hidupmu akan Baik!

Situasi yang tenang dan kondusif, siswa kelas ini sebagian besar serius mengerjakan tugas yang aku berikan di awal jam mengajar tadi. Sebagian yang lain ngobrol dengan temannya sambil sesekali melirik mereka yang asik menulis. Ada juga siswa yang melamun menyendiri, bahkan ada juga yang malas tak bersemangat dan tertidur kepalanya di atas meja, padahal masih di jam-jam pelajaran awal.

“Siva.... kemari...” panggilku dengan suara cukup keras hingga memecahkan keasikkan mereka yang menulis, membisukan mereka yang mengobrol, dan membuat mereka yang melamun dan tertidur terjaga. Siva pun melihat kearahku dan meletakkan alat tulisnya di meja. Aku mengangguk... dan dia berdiri menuju kearahku. Aku cukup mengenal anak ini. Siva salah satu siswa kelas X yang rajin, pintar, ramah. Aku tanya setelah dia mendekat dan menyapa “ Ada apa buu....”. Bagaimana kabar orangtuamu Va.... “Alhamdulillah sehat buu...” . Aku tanya lagi “di rumah suka bantu orangtua ya..?” “Iyaa.. buu...” jawabnya singkat. Sambil memandangku dan senyum-senyum, kutanya lagi “Gimana sholat lima waktunya tertib Va....? “ “Alhamdulillah buu, tertib kadang berjamah sama bapak atau ibu, kadang sholat sendiri.” Tanyaku lagi “Ngaji Al-Qur’annya gimana nak.... sudah khatam berapa kali?” Dia jawab sambil tersenyum, “Baru satu kali buu... saya nderes setelah sholat maghrib.” Alhamdulillah lanjutkan terus yang rajin semoga jadi anak yang sholihah, sambil kuanggukkan kepala dan menyuruhnya kembali ke bangku.

Kutatap mereka satu persatu lagi. Pandanganku terhenti pada sesosok anak yang sedari tadi terlihat tak bersemangat dan tertidur di meja, “Deni... kemari nak!” dengan langkah gontai sambil bergumam tak jelas, Deni melangkah kedepan. Kudengar cekikikan beberapa temannya yang duduk di deretan belakang. Rambutnya tak rapi, seragamnya pun lusuh, akupun tersenyum sambil merasa iba pada anak ini. “Ada apa buu ?” ucapnya lirih setelah mendekat. “Tidur jam berapa semalam nak?” tanyaku dengan nada yang pelan. “Jam tiga pagi buu....”, jawabnya sambil melirik padaku. Sudah kuduga dan akupun seolah-olah terkejut, “Haah.... trus bangunnya jam berapa tadi Den...? Masih dengan suara yang hampir tak terdengar, Deni menjawab, “ jam setengah tujuh ibu...” padahal sambil kuingat jarak rumahnya dari sekolah ketika aku homevisit sekitar duapuluh menit. Kulanjutkan bertanya padanya, “ Sholat subuhnya...?” Sambil merunduk menatap lantai dijawabnya dengan pelan, “Belum buu...”. Kuhela nafas panjang sambil beristighfar pelan, “Astaghfirullahal’adziim... sudah besar lho nak itu kewajiban seorang muslim, jangan mudah meninggalkan sholat wajib.” Makin merunduk dia, kutanya lagi, “terlambat lagi sekolahnya tadi?” sambil melihat kearahku dia menjawab “iya buu...” Sambil berdiri aku tepuk bahunya dan memberikan semangat padanya, “Den.... perbaikilah sholatmu in sya Allah hidupmu akan baik pula, kembalilah”. Dia mengangguk kemudian berbalik kembali ketempat duduknya. Deni sebenarnya terlahir dari keluarga yang cukup berada. Namun kedua orangtuanya sudah berpisah. Kesehariannya selain sekolah, Deni lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya gank motor balap liar. Bahkan sering dilakukan sampai menjelang pagi. Banyak faktor yang menjadikan Deni seperti ini, walaupun beberapa kali sudah diberi bimbingan baik dari wali kelas dan guru BK.

Kulirik jam tangan, masih ada waktu sepuluh menit sebelum bell tanda istirahat pertama berbunyi. Kupanggil seorang lagi, “Ulvi... kesini mbak!” sambil tersenyum dia menuju kearahku. “Sudah selesai tugasnya, Vi...” “Sudah buu...” jawabnya cepat. Anak ini selalu ceria, menonjol di kelasnya, aktif dalam berdiskusi, senang berorganisasi, dan pandai bernyanyi. Meskipun terlahir dari keluarga yang cukup sederhana bukan menjadi alasan bagi ulvi untuk bersikap malas dan rendah diri. Ketika aku tanya tentang sholat dan ngajinya, alhamdulillah dia selalu menjalankan sholat wajib dan sholat sunah kecuali jika ia berhalangan. Mengajinya pun sudah beberapa kali khatam. “Terus lanjutkan nak... tetap yakin dan bersabar pasti Allah akan banyak memberikan kemudahan....” Pesanku padanya kemudian menyuruhnya kembali ke bangku. Kurang dua menit, sambil melihat jam didinding kelas, aku menyuruh anak-anak untuk mengumpulkan tugas yang sudah diselesaikannya. Danu sang ketua kelas berdiri dan mengumpulkan semua tugas temannya. Kemudian Danu menyerakan padaku, “ini bu, sudah semua...” “O...ya... terimakasih, Danu!”

Baiklah anak-anak entah itu pengalaman kita pengamatan kita atau mungkin dari yang pernah kita dengar atau baca banyak sekali penyimpangan yang dilakukan oleh para pelajar, tentunya perlu sikap bijaksana agar kita dapat terhindar atau mengatasi penyimpangan-penyimpangan tersebut. Ternyata beberapa dari kalian sudah dapat menyikapi untuk menghindari dan mengatasi perilaku menyimpang, dari jawaban-jawaban yang terkumpul ini. Semoga materi hari ini bisa memberikan hikmah pada kita dan menjadikan kita hidup lebih baik di masyarakat. Lebih utama lagi tolong jangan tinggalkan shalat wajib kalian sebagai muslim, karena sholat membuat hidup kita dekat dengan Allah dan membuat kehidupan kita menjadi baik. Sekian anak-anak alhamdulillahirabbil’alamiin wassalammu’alaikum warahmatullaahi wabaarakaatuh, ucapku mengakhiri kegiatan pembelajaran di kelas x2 ini. Seiring jawaban salam yang serentak dari anak-anak, tanda istirahat pertama pun berbunyi dan aku melangkakan kaki meninggalkan mereka yang berhamburan keluar kelas.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

Setuju banget sama judulnya bunda Ermila.

13 May
Balas

sejuk sekali bu Ermila, sentuhan kecil dan nasihat itu pasti akan diingat siswanya

13 May
Balas



search

New Post