Lembar MMT terpampang demikian. Es serut legend di depan gerobag dagangan pak tua bertopi coboy. Bikin penasaran saja.

Berjajar botol sirup warna merah menyala. Kayaknya seger banget. Aku longok gerobag dagangan tersebut, penasaran dengan makanan apa sebagai pelengkapnya.

Ada buah nanas yang sudah dipotong kecil kecil, kolang kaling yang juga berwarna merah, potongan roti tawar dan susu kental manis putih.

Aku memperhatikan tangan sepuh pak tua yang melayani pembeli sebelumku. Tangan sedikit gemetar saat mengasah es batu menjadi serutan yang lebih lembut. Racikan diletakkan dalam mangkuk mangkuk kecil, tampak bersih dan rapi.

Semula hanya ingin membeli dua, tapi melihat tampilan yang menarik, serta melihat si bapak tadi, jadi berubah.

"Beli 4 bungkus ya pak", kataku, sambil mencari tempat duduk di tenda dagangannya.

Ingatan kembali ke masa kecil. Dulu es serut dibentuk setengah bulatan yang dikepal dengan tangan dan diberi kucuran sirup. Sepulang sekolah rasanya enaaak banget, berjalan sambil sesekali menyedot es tersebut.

Kenangan itu terulang lagi setelah sekian puluhan tahun, hanya beda kemasan dan beda tampilan.

Sehat sehat terus ya pak tua, agar tetap bisa mencari nafkah di usia senjamu. Sedikit usil, aku tanya tanya asal usul bapak tadi. Yang jelas logat bicaranya bukan dari daerahku. Ternyata oh ternyata, beliau jauh jauh datang merantau, kontrak rumah, kontrak bedeng untuk berdagang pula.

Mudah mudahan laris manis dagangannya serta berkah buat kehidupan keluarganya