ERMIN SITI NURCHOLIS

Lahir di Semarang 49 tahun yang lalu. Pendidikan sejak TK hingga SMA di tempuh di kota Kendal Jawa Tengah. Alumni S1 program studi PJKR dari IKIP Negeri Semaran...

Selengkapnya
Navigasi Web
Haruskah Ngeborong?

Haruskah Ngeborong?

Foto diatas kuambil di sebuah pusat perbelanjaan swalayan di kotaku, tepat sehari sebelum 1 Ramadhan. Toko kelihatan penuh dengan aneka barang, terutama yang berkaitan dengan kebutuhan menjelang lebaran.

Aneka kue, aneka sirup, aneka parsel yang sudah dikemas rapi, aneka busana dan sebagainya. Pengunjung tampak berjubel tak seperti hari biasa.

Sengaja aku mampir untuk membeli kebutuhan bulanan. Biasa, gula, teh, sabun cuci, sabun mandi, pasta gigi, pembersih lantai, shampoo dan sebagainya. Niatan mu sebentar. Ya memang sebentar untuk memperoleh barang-barang tadi. Yang lama antri di kasir.

Ya Allah...biasanya kasir hanya 2 , tapi hari ini dibuka 4 pintu. Itupun antriannya mengular. Aku berada di kassa 4. Ya Allah...antrianya panjang dan lama banget.

Urutan dua di depanku, byuuuh...aneka kue dengan partai besar diborong. Mungkin akan dipergunakan sebagai hantaran lebaran. Aneka kue, minyak goreng, gula, teh, sirup diberi dengan partai besar. Pantas saja lama banget menghitungnya. Aku lihat sampai 4 kereta belanjaannya.

Depanku persis belanjaan nggak begitu banyak. Itu setahuku. Memang si, hanya 1 kereta belanja, tapi....hehehe. isinya adalah semua jenis jajanan yang ada di toko tersebut. Dan jumlahnya satu satu. Jelas saja...tetep menambah lama antrianku.

Byuuh...mall yang biasanya sejuk, hari ini terasa gerah sekali. Keringat mengalir di punggungku.

Muncul keheranan, kenapa harus ngeborong ya? Bukankah besuk masih ada hari? Apa ya harus membeli sebanyak itu? Ya Allah...

Memang tujuan dan target manusia memang berbeda. Aku masih ingat nasehat dari orang tuaku. Ojo gumunan, Ojo bingungan, Ojo dumeh. Artinya kurang lebih jadilah manusia yang bijak, jangan mudah terheran heran, jangan menjadi manusia yang bingung, dan jangan menggunakan aji mumpung. Mumpung kaya, mumpung ada, mumpung bisa beli, mumpung sempat dan sebagainya.

Biar bagaimanapun urip sak madya (hidup sederhana) lebih baik dan lebih bijak. Jangan menghambur hamburkan harta untuk hal hal yang kurang bermanfaat. Alangkah mulianya bila harta kita pergunakan untuk kemaslahatan orang banyak, untuk sedekah, mungkin juga untuk mempersiapkan pendidikan anak dan sebagainya.

Namun kembali lagi. Semua tergantung dari pribadi masing masing.

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar




search

New Post