Ermi Royanti

Belum menuliskan informasi profilenya.

Selengkapnya
Navigasi Web

Rezeqy tak akan tertukar

Oleh : Ermi Royanti

Berapa tahun yang lalu, pas pulang mudik dari kampung halaman nya suamiku Al kami tidak meninggalkan kue untuk berlebaran di rumah. Karena ku pikir nanti saja belinya bila sudah sampai rumah saja.

Setelah pesawat mendarat di kota kelahiranku, dan sampai dirumah meletakkan barang-barang bawaan selama mudik di rumah. Tak lama setelah itu aku bersiap-siap untuk mencari makanan dan kue lebaran.

Karena hari itu aku belanja menggunakan sepeda motor dengan anakku biar mudah dan biar lebih praktis saat dijalan raya. Semua belanjaan memenuhi motorku. Saking banyaknya belanjaan aku dudukpun sudah seperti bibik-bibik jualan sayuran.

Setelah ku rasa cukup semua yang ku inginkan, aku berniat untuk pulang kerumah. Namun ditengah jalan rasanya aku haus dan berniat untuk membeli minuman dingin. Sayang, saat aku hendak berhenti dan membeli minuman ternyata dompet yang aku letakkan di jok depan motorku sudah tidak ada lagi.

Jelas aku panik dan takut, karena semua kartu-kartu dan uang semua nya ada di dalam dompet itu. Dengan panik aku kembali menyusuri jalanan yang tadi aku lewati, bolak-balik aku mencari keberadaan dompetku sepanjang jalan yang telah kulewati namun hasilnya nihil. Karena lelah dan panik akhirnya aku pulang ke rumah untuk meletakkan semua barang belanjaan ku dirumah.

Dalam hati aku berdoa Ya Allah bila domept itu memang masih rezeqy ku maka pasti akan kembali namun bila memang bukan rezeqyku aku ikhlas. Setelah menenangkan diri akhirnya ku putuskan untuk ke kantor polisi untuk minta surat keterangan hilang, agar bisa mengurus pemblokiran kartu ATM yang ada di dalam dompetku.

Setelah semua selesai, akhirnya akupun pulang kerumah. Sudahlah dipikirkan pun tidak akan menyelesaikan masalah. Akhirnya akupun memeutuskan istirahat dirumah, dan melupakan kejadian itu

Pada saat menjelang Maghrib, tiba-tiba datang seorang anak muda mencariku, " Bu apa benar ini rumahnya ibu anti, tanya si pemuda, aku jawab iya benar ". Si pemuda berkata mohon maaf Bu ini saya mengembalikan dompet ibu, dan mohon maaf isinya saya acak-acak karena mencari identitas ibu, ya Allah terima kasih ku tiada Tara kepada si pemuda itu, bila dilihat penampilannya sepertinya dia anak kuliahan.

Saat aku hendak memberi imbalan kepada si pemuda itu dengan memberi beberapa lembar uang, si pemudanya itu langsung menjawab tidak usah bu, saya ikhlas. Dan dia lansung pergi meninggalkan rumahku. Rasa syukur yang tiada Tara atas segala anugrah tak terhingga ku di hari itu.

Ternyata di zaman seperti sekarang ini, masih ada pemuda yang berhati dan berjiwa jujur. Hanya doa yang dapat ku ucapkan kepada si pemuda yang aku sendiripun belum sempat bertanya siapa namanya. Namun dimanapun dia berada semoga ia selalu sukses dan dimudahkan segala urusannya. Semoga

DISCLAIMER
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.

Laporkan Penyalahgunaan

Komentar

masih banyak orang yg jujur bu,.yakin sajalah

02 Jul
Balas

Iya pak...Alhamdulillah

03 Jul

Luar biasa ceritanya Ummii...alhamdulillah masih banyak kok orang yang berhati mulia..salam sehat

02 Jul
Balas

Terima kasih Bu Rozi Salam sehat kembali

03 Jul

Aamiin.

02 Jul
Balas

Terima kasih kawan

03 Jul



search

New Post