Raudhoh Taman Surga
#tantangangurusianah-15
Bismillahirrahmanirrahim
Raudhoh Taman Surga
Selesai makan pagi, jamah telah berkumpul di loby. Ustadz menerangkan bahwa jama'ah bapak-bapak akan terpisah dari jama'ah ibu-ibu. Jamaah bapak-bapak masuk melewati pintu 1 sedangkan jama'ah ibu-ibu masuk melewati pintu 25.
Masjid Nabawi Al Munawwarah memiliki 26 pintu, kita harus hafal pintu berapa kita masuk. Atau pintu yang mendekati hotel tempat kita menginap sehingga kita tidak bingung dan jauh untuk mencari jalan pulang ke hotel . Kebetulan hotelku berada di pintu tujuh jadi untuk masuk ke pintu 25 aku harus memutar lagi hampir 270 derajat mengitari masjid.
Sebelum masuk ke masjid sebaiknya kita sudah berwudhu dahulu sehingga bisa langsung masuk ke pintu 25. Perlu diketahui kamar mandi di Masjid Nabawi dan Mekah itu berada di luar dan dibawah tanah. Jaraknya cukup jauh dari pintu masjid ke pintu kamar mandi. Untuk itu agar bisa terlaksana maka dari hotel jama'ah sudah berwudhu dan memohon pada Alloh untuk terhindar dari yang membatalkan wudhu.
Bismillahirrahmanirrahim semoga Alloh mudahkan.
Jam 09.00 Masjid Nabawi sudah dipenuhi Jama'ah yang datang untuk berziarah ke makam Rasulullah. Tempat yang paling mustajab semua doa akan dikabulkan Alloh menjadi tempat yang paling diinginkan untuk hadir dan berdoa berlama-lama disana.
Raudhoh dulunya rumah Rosululah bersama Aisyah Radhiyallahu Anhu yang berada area mimbar tempat Rosululloh berkhutbah di Masjid Nabawi dulu. Luasnya 144 meter persegi yang memiliki karpet hijau berbeda dengan area masjid Nabawi yang memiliki karpet merah. Jika kita berdoa di Raudhoh pahalanya 1000 x lipat jadi wajar selalu dipenuhi Jama'ah dan berebutan ingin berdoa dan shalat di Raudhoh.
Begitu mendekati pintu masuk masjid terlihat dua orang Asykar wanita sedang memeriksa tas jama'ah. Biasanya yang disita adalah senjata tajam, belanjaan dan boneka yang lengkap bentuk rupanya.
Pemeriksaan berjalan aman karena tasku hanya berisi sendal dan botol air minum yang akan aku isi dengan zam-zam.
Dari kejauhan terdengar suara "Ibu-ibu duduk disini " dengan dialeg Arab. Aku sempat kaget dan gr , aku kira Asykar itu mengenaliku dan menyuruhku duduk di tempat prioritas ternyata tidak demikian. Asykar itu terus memanggil "ibu-ibu duduk disini ". Oh begitu, aku tertawa dalam hati mengingat kegerean ku. Aku pun duduk mengikuti perintahnya dan mengambil posisi untuk shalat sunah mulai dari shalat sunah tahiyatul masjid, Dhuha, Taubat dan Mutlak. Seperti yang disarankan ustadzah ku yang menjadi muthoyib kelompok ku. Selesai shalat aku mengambil mushaf (Al-Qur'an) dan membacannya . Makin lama barisan ini semakin dipenuhi pengunjung hampir 1 jam duduk dan ibadah masih saja belum diijinkan masuk.
Tidak jauh dari area itu ada beberapa Asykar memegang tali rapiah sebagai pembatas sambil berteriak-teriak " Ibu-ibu duduk, sabar ibu sabar" . Diarea sebelah ku ada beberapa ibu-ibu yang sudah berdiri karena merasa lama duduk menunggu....
Aku melihat wajah mamaku yang terus berdzikir menganggungkan Alloh. Dzikir membuat hatinya tenang dan ikhlas.
.....
***
Konten pada website ini merupakan konten yang di tulis oleh user. Tanggung jawab isi adalah sepenuhnya oleh user/penulis. Pihak pengelola web tidak memiliki tanggung jawab apapun atas hal hal yang dapat ditimbulkan dari penerbitan artikel di website ini, namun setiap orang bisa mengirimkan surat aduan yang akan ditindak lanjuti oleh pengelola sebaik mungkin. Pengelola website berhak untuk membatalkan penayangan artikel, penghapusan artikel hingga penonaktifan akun penulis bila terdapat konten yang tidak seharusnya ditayangkan di web ini.
Laporkan Penyalahgunaan
Komentar
Masyaallah semoga saya juga bisa ke sana bunda, barakallah
Tabarokalloh..Aamiin Ya Alloh Jazakillah sudah mampir disini
Indah ya bun
Iya Bu... Jadi kepingin balik lagi dan lagi.Terima kasih sudah mampir disini
Pengalaman menjadi cerita yang indah. Barakallah
Wa Barokalloh . Betul Bu sangat indah dan tenang disanaJazakillah sudah mampir disini
Terbayang masa2 antrian menjelang sampai ke Raudhah...Rindu ...utk lembal ke sana...lebih2 setelah mendengar kisah yg menarik ini....
MasyaAlloh .. semoga RINDU ibu menjadi tanda bahwa Alloh akan memanggil kita ke Baitullah lagi dan lagi Jazakillah sudah mampir di sini.